SINGAPARNA, (KAPOL).-
Dinas Kesehatan Kab. Tasikmalaya segera meluncurkan program Emas (Expanding Mayernal dan Neonatal Survival). Progam yang terselenggara berkat kerja sama dengan Pemerintah Prov. Jawa Barat dan USAID (United States Agency fot International Development) ini diharapkan mampu memperbaiki IPM di bidang kesehatan.
Asda I Kab. Tasikmalaya, H. Budi Utarma menuturkan Kab. Tasikmalaya terpilih menjadi Kabupaten yang mendapatkan intervensi program Emas mulai tahun 2016 ini. Salah satu indikatornya yakni kematian ibu dan bayi di Kab. Tasikmalaya yang terbilang masih tinggi.
“Komponen program Emas ini ada 3. Pertama tata kelola klinis, kegawatdaruratan material dan terakhir neonatal,” ujar Budi.
Nantinya, lanjut Budi, tim Emas akan melakukan pendampingan klinis terhadap lima Puskesmas dengan status PONED (Puskesmas Obstetri Neonatal Emergensi Dasar). Puskesmas Poned ini sendiri dipilih berdasarkan hasil survei Dinas Kesehatan Kab. Tasikmalaya.
“Puskesmas Poned itu di antaranya ada di puskesmas DTP Poned Rajapolah, Sukarame, Sodonghilir, Karangnunggal dan Sukaraja,” lanjut Budi.
Selain itu, lanjut Budi, untuk menekan angka kematian ibu dan anak, Pemerintah Kab. Tasikmalaya melalui Dinas Kesehatan akan membentuk Kelompok Kerja (POKJA) yang terdiri dari lintas sektoral. Khususnya mereka yang peduli pada penyelamatan ibu hamil, ibu bersalin dan ibu melahirkan.
“Rencananya Pokja ini akan diketuai langsung oleh Sekda Kab. Tasikmalaya dibantu Asisten Pemerintahan dan Kesra Kab. Tasikmalaya,” ujar Budi. (Imam Mudofar/ADV)
Komentar