GARUT, (KAPOL).- Warga Garut yang mengidap HIV/AIDS bukan hanya dari kawasan perkotaan saja.
Namun, sudah menyebar ke berbagai pelosok hingga wilayah pinggiran.
Di wilayah selatan Garut ditemukan siswi SMP yang terpapar HIV.
Diduga anak itu terpapar HIV dari pergaulan atau terinfeksi dari teman atau keluarganya.
Demikian disampaikan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Garut, dr. Tenni Swara Rifai, usai membuka seminar “Cegah HIV/AIDS Dengan Menghindari Seks Bebas dan Narkoba” di Gedung Islamic Center, Jalan Pramuka, Selasa (5/12/2017).
Menurut Tenni, sekarang ini anak tersebut dalam pengawasan Dinas Kesehatan melalui Puskesmas terdekat.
Selain itu, kata Tenni ada juga perawat yang terpapar HIV. Penyebabnya adalah perawat itu tertular saat menangani ibu terpapar HIV yang melahirkan.
“Kejadiannya perawat itu menangani persalinan seorang ibu yang terpapar HIV. Entah kenapa jarum suntik tergores ke tangannya. Jarum suntik itu bekas si ibu yang terpapar HIV itu. Kejadiannya tahun 2017 ini,” katanya.
Tenni menjelaskan, pemaparan HIV/AIDS itu tak harus berhubungan seks saja, tetapi berdekatan atau dengan cara lain pun bisa terpapar.
“Oleh karena itu masyarakat, perawat atau dokter sekalipun harus hati-hati bila berkomunikasi dengan orang yang terpapar HIV/AIDS,” ucapnya.
Tenni menuturkan, temuan pasein HIV itu seperti fenomena gunung es.
Jumlah perkiraan sementara ini meskipun boleh dinilai agak ekstrem di Garut saat ini jumlah orang yang terpapar HIV satu berbanding 500 orang (1:500).
“Ini baru dugaan tapi berdasarkan hasil survey. Ini memang agak ektrem juga warga garut yang terpapar HIV itu satu berbanding 500 orang. Artinya dalam lima ratus orang itu terdapat satu yang terpapar. Karena sebelumnya sebanyak 6000 yang diperiksa terdapat 700 orang terpapar,” katanya.
Tenni menyebutkan, informasi ini sekaligus himbauan kepada masyarakat agar selalu berhati-hati dan waspada.
“Ya kami ungkapkan ini agar masyarakat berhati-hati, dan waspada sekaligus jauhi nartkoba, seks bebas agar terhindar dari HIV/AIDS,” ucapnya.
Sementara itu, Wakil Bupati Garut, Helmi Budiman berharap, dengan seminar program pencegahan HIV/ AIDS ini terbinanya kerja sama dari Pemerintah Daerah Kabupaten Garut dengan Perguruan Tinggi dalam memberikan edukasi kepada masyarakat khususnya mengenai HIV/AIDS dengan memanfaatkan SDM Mahasiswa Kesehatan Masyarakat sebagai Promotor Kesehatan.
“Namun yang paling penting dalam penanganan HIV/AIDS ini harus dimulai dari lingkungan keluarga di rumah, berlanjut pada lingkungan tetangga, sekolah serta pergaulan di tengah masyarakat,” kata Helmi.
Ia mengatakan, penanganan HIV/AIDS bukan harus oleh Pemerintah saja, tetapi harus melibatkan semua pihak.
“Dan bukan pula tanggungjawab dinas kesehatan, dokter atau perawat. Tetapi semua elemen masyarakat harus ikut terlibat. Para orang tua, guru, dan seluruhnya,” katanya. (Dindin Herdiana)***