Penerimaan Bea dan Cukai Tasik Lebihi Target

EKBIS7 views

Petugas layani salah satu pengusaha yang sedang mengurus tarif baru, di Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai (KPPBC) Tipe Pratama Tasikmalaya, Jalan Sutisna Senjaya 185. | ASTRI PUSPITASARI/”KP”

TASIKMALAYA, (KP)-.

Melambatnya perekonomian dunia sepanjang tahun 2015 kemarin, nyatanya tidak sedikitpun mengganggu kinerja Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Pratama Tasikmalaya. Pasalnya, realisasi penerimaan hingga 31 Desember 2015, tercatat sukses melebihi dari target semula di 3,7 Milyar. Total keseluruhan penerimaan berada di angka 3.973.119.221, yang terdiri dari kontribusi bea masuk sebesar 3.315.221 dan cukai mengungguli tajam di angka 3.969.804.000.

Kepala Subseksi Kepatuhan Internal dan Penyuluhan Layanan Informasi, Budi Mulyadi,menilai pertumbuhan industri dalam negeri di tahun sulit lalu, tetap terjaga. Khususnya, di wilayah kerja pihaknya yang meliputi Kab. Garut, Kab. Tasikmalaya, Kota Tasikmalaya, Kab. Ciamis, Kota Banjar, hingga Kab. Pangandaran ini.

“Potensi yang kemudian bisa dioptimalkan ini memang tidak lain karena ditopang juga dari para pelaku usahanya. Karena sejauh ini kami menilai tingginya kesadaran masyarakat di wilayah ini sangat membantu untuk akhirnya tumbuh dan bisa melewati target,” tutur Budi, yang ditemui di Kantor Jalan Sutisna Senjaya 185, Senin (25/01/2016).

Selain juga, upaya jemput bola tetap digalakkan sebagai bentuk maksimalkan pelayanan. Apalagi, kebanyakan para pengusaha umumnya fokus memproduksi, sehingga tidak jarang kelupaan jika pita cukainya telah habis. “Itu yang kami coba antisipasi, jangan sampai mereka terganggu produktivitasnya,” tambahnya.

Secara nasional pun, kinerja penerimaan lembaga yang juga dibawah Kementerian Keuangan ini sepanjang lima tahun terakhir dikatakan terus meningkat. Bahkan, di tahun 2015 kepabeanan dan cukai bertengger di kisaran angka 180,4 triliyun.

Untuk di wilayah Priangan Timur, Kab. Tasikmalaya menjadi penyumbang kontribusi penerimaan iuran cukai paling signifikan. Sebab, dari 31 perusahaan rokok yang ada di Priatim, sebanyak 17 jumlahnya berada di kawasan Kab. Tasikmalaya.

“Kebanyakan dari wilayah kami tersebut, hasil tembakau iris atau TIS. Jadi, selama perkebunan Sumatera, itu ada, juga para nelayan Pantai Utara, peluang dari produksi lokal sini tetap berkembang. Karena, pasarnya ya adalah mereka-mereka itu,” jelas Budi. (Astri Puspitasari)***

Komentar