TASIKMALAYA, (KP)-.
Menggebyarkan budaya politik yang demokratis sejak dini, kiranya dapat dimulai dari lingkup sekolah. Terobosan ini juga yang baru saja diterapkan SMP Negeri 15 Kota Tasikmalaya melalui kegiatan Pemilihan Ketua OSIS (PILKASIS) 2016. Sebanyak 748 pemilih yang terdiri dari 700 siswa, 38 guru, dan 10 administrasi, ikut terlibat menyumbangkan suaranya, Sabtu (23/01/2016).
Kepala SMP Negeri 15 Kota Tasikmalaya Hj. Affi Endah Navilah mengatakan proses pergantian Ketua Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) SMP Negeri 15 Tasikmalaya yang tidak berlangsung seperti biasanya ini, upaya pihaknya ingin memberikan pembelajaran yang lebih praktis kepada peserta didik.
“Hari ini kami mencoba kenalkan sebuah miniatur mini pesta demokrasi yang dianut negeri kita kepada mereka, nilai-nilai yang selama ini hanya didapatkan melalui teori,” ujar Affi yang dijumpai di lokasi.
Menurutnya, hal tersebut menjadi penting juga, agar anak didik memiliki pemahaman yang seimbang antara teori dan aplikasinya. “Apalagi kelak anak didik kami akan terlibat di masyarakat, jadi ini bisa menjadi awal bekalnya,” tambah dia.
Penanggungjawab Kegiatan sekaligus Wakasek Kesiswaan Pribadi Yunan Helmi melanjutkan, jika rangkaian pemilihan Ketua OSIS ini seutuhnya mengadopsi Pemilu. “Dari awal penjaringan kemarin, penetapan nomor urut, kampanye, debat, sampai proses hari ini pemilihan, dan nanti di perhitungan. Seluruhnya kita sesuaikan dengan aturan dan standar yang ada. Supaya anak-anak bisa merasakan langsung seperti apa pesta demokratis itu,” tutur Helmi. Bahkan dari pihak sekolah juga ikut terlibat dalam tes kompetensi ketiga kandidat, untuk penentuan layak tidak layaknya tersebut.
Disediakan sekiranya tiga tempat pemungutan suara (TPS) sesuai jenjang kelas, dengan masing-masing dilengkapi empat bilik suara. Pada prosesnya, Helmi mengatakan, tidak hanya anak didik yang belajar, namun juga para guru. “Budaya antri dan disiplin, termasuk ke dalamnya. Sambil menunggu giliran waktunya, semua wajib antri. Dan juga, si pemilih wajib membawa kartu, kalau tidak ya harus ada buktinya dia warga 15,” tambahnya.
Wakasek Akademik Tatan Kurniawan mengatakan, keterlibatan siswa dalam menggunakan hak suaranya pun akan diapresiasi oleh guru mata pelajaran bersangkutan. “Jelas ada poin plus, karena yang dilakukan hari ini bagian dari pembelajaran,” kata dia. Begitu juga, bagi guru diterapkan absensi untuk mengukur sejauh mana keterlibatan partisipasi.
Disinggung, antusias warga sekolah dalam memeriahkan pesta demokrasi kali itu, Affi mengaku sangat bangga. “Tadi sebelum dibuka saja, sudah pada antri. Artinya disambut baik kegiatan ini. Mudah-mudahan ke depan bisa menjadi rutin, karena lebih esensial, yang kami tangkap adalah kreativitas anak ikut terasah,” tambahnya. (Astri Puspitasari)***
Komentar