CIHIDEUNG, (KAPOL).- Ketua Umum Pengurus Pusat Pagar Nusa (Pagar NU dan Bangsa), Ajengan Mimih Haeruman menegaskan bahwa kekuasaan tidak bisa diraih sendiri. Maka suatu keniscayaan harus berjamaah (bersama-sama).
“Jangan takut, meski berjamaah akan tetap ada pemimpin. Di sanalah kekuatan Diky-Denny sekarang,” kata Mimih, Kamis (6/10/2016).
Menurut Mimih yang juga Juru Kampanye Diky Chandra-Denny Romdoni di Pilkada Kota Tasikmalaya 2017, modal utama Diky-Denny adalah ideologi dan militansi dengan watak revolusioner keumatan dan kerakyatan. PBB dengan cita-cita Masyuminya, PDI Perjuangan dengan cita-cita Bung Karnonya, maka kloplah motivasi kedua partai dalam mengantarkan Diky-Denny ke kekuasaan.
“Tapi ingat, kunci ideologi ada di komunikasi. Bagaimana Diky-Denny berkomunikasi dengan umat, dengan rakyat,” ucapnya.
Bagi Mimih yang juga mantan aktivis 96 ini, partai politik adalah alat perjuangan. Seperti era Bung Karno dulu, hampir semua partai memiliki embel-embel “pergerakan” yang artinya kalau tidak menjadi alat pergerakan tidak keren.
Perjuangan mengantar Diky-Denny ke Bale Kota Tasikmalaya bukan perjuangan sesaat demi kekuasaan semata, namun ada perjuangan besar yang pernah dilakukan pendahulu seperti Pahlawan Nasional Mohamad Natsir dan Bung Karno dalam mewujudkan cita-cita bangsa.
“Kenapa mereka besar, jadi rujukan penggerak bangsa sampai sekarang. Karena mereka punya ideologi, punya militansi. Maka penggerak Diky-Denny adalah ideologi bukan materi,” tuturnya.
Masih ada anggapan, kata Mimih, Diky-Denny seolah tak masuk hitungan. Pilkada Kota Tasikmalaya 2017 diopinikan pertarungannya Budi Budiman dan Dede Sudrajat.
Padahal, ujarnya, pertarungan Pilkada Kota Tasikmalaya bukan pertarungan meraih kekuasaan semata,, tapi pertarungan mewujudkan Kota Tasikmalaya makmur dan sejahtera.
“Nanti kalau Diky-Denny jadi, saya minta Muharam sebagai hari Lebarannya irang miskin. Termasuk menjadikan hari Jumat sebagai hari suci dimana selama jumatan, wajib seluruh aktivitas perdagangan dan transportasi dihentikan,” ucap Mimih. (Jani Noor)