Pengrajin Bordir Tasikmalaya Diajarkan Eksplorasi Produk Interior

EKBIS, LINIMASA72 views
Ketua Dekranasda Prov. Jabar Netty Heryawan bersama Ketua Dekranasda Kota Tasikamalaya Eti Atiyah memperlihatkan cendermata payung geulis bordir, didampingi Kadis Perindag UMKM Tantan Rustandi dan Ketua Yayasan Bordir Jabar Rosi Rostina Januar. | ASTRI PUSPITASARI/”KP”

TASIKMALAYA, (KP)-.

Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Jawa Barat Netty Heryawan menegaskan jika Kota Tasikmalaya bisa lebih jauh lebih berkembang. Dinilainya, selain dari kawasan tergolong potensial, bahan baku bahkan hingga sumber daya manusia kreatif, seluruhnya lengkap tersedia di kota ini.

“Itu adalah modal dan juga suatu kelebihan, yang daerah lain tidak miliki. Sehingga sudah semestinya bisa kita optimalkan. Jadi bukan saatnya lagi, istilahnya itu telur atau ayam, mana yang harus lebih dulu. Ya, keduanya jelas harus. Kalau telur ya cepat pecah, ayam harus cepat bertelur kembali. Demikian untuk industri kreatif, kita harus berlari, terobosan apapun itu silakan dilanjutkan saja,” jelas Netty, dijumpai di kegiatan Workshop “Aplikasi Bordir pada Elemen Estetis Interior” di Imah Tasik, Jalan Perintis Kemerdekaan Kota Tasikmalaya, Kamis (10/12/2015) sore.

Melalui kegiatan tersebut, Netty menegaskan pihaknya optimistis industri kreatif Jabar khususnya bordir Tasikmalaya mampu bersaing dan menjadi unggulan di persaingan bebas ASEAN. “Hari ini kita berikan stimulus, supaya pengrajin yang cerdas dan kreatif ini bisa mengaplikasikan bordir ke benda yang tidak hanya dikenal masyarakat pakai bordir, jadi mulai dari pintu ruang tamu sampai ruang makan, aksesoris, nanti semuanya bordirnya muncul,” urai dia seusai kegiatan tersebut.

Pembina Yayasan Bordir Jabar tersebut  mengatakan, terkait kerajinan tangan atau handycraft, Pemprov Jabar melalui Dekranasda Jabar pihaknya telah menyelenggarakan kerjasama intensif dengan Kota Tasikmalaya semenjak tahun 2009 lalu. Salah satunya dengan mendirikan Yayasan Bordir Jabar, yang diketuai oleh orang Tasik asli dan pelaku usaha sekaligus praktisinya.

“Kami bangun koordinasi yang konstruktif dan konkrit dalam berbagai hal, salah satunya pelatihan seperti hari ini. Begitu juga, Pak Gubernur dorong lapangan penerbangan sipil melalui anggaran provinsi tahun 2013 untuk mulai diperbaiki, ini salah satu harapan jika pusat perekonomian bisa bergerak ke Priangan Timur, setidaknya inilah gambaran bahwa adanya keseriusan Pemprov Jabar khususnya Dekranasda untuk potensi yang ada ini” jelas Netty panjang lebar.

Sedangkan, Ketua Yayasan Bordir Jabar Rosi Rostina Januar, mengungkapkan jika bordir Tasikmalaya memang cenderung jalan di tempat. “Di sini kan misalnya lagi musim taplak bunga, semuanya begitu. Ini yang coba kita buka wawasannya agar bisa keluar dari kotak. Tasikmalaya miliki potensi kelom, mendong, payung geulis, dan ini sangat bisa dipadukan dengan kreasi bordir,” kata dia. Sebab, peluang pasar di persaingan global untuk interior ini sangat terbuka lebar, sehingga harus bisa dimanfaatkan.

Sebab, Rosi menegaskan jika sebelum menjadi produk fesyen dan mukena, bordir lebih dulu di tahun 1970 diaplikasikan sebagai produk interior. Seperti sarung bantal, kap lampu, dan masih banyak lainnya. “Nah, di tahun 80 sampai sekarang, ya terjebak di fesyen saja. Ini yang coba kita ingin kembalikan, termasuk terkait penggunaan bordir manual yang harus dipertahankan, karena itulah poin utama industri kreatif kita,” ujarnya. Dia juga mengapresiasi prestasi yang baru-baru diukir Tasikmalaya berhasil menembus rekor MURI. Sebelumnya, dikatakan dia jika Yayasan Bordir Jabar dan Disperindag Kota Tasikmalaya pun memiliki rencana tersebut. “Tapi tidak masalah, selama ini demi mendongkrak nama bordir tasik, kita akan sentuh sisi lainnya untuk semakin bordir bisa maju,” tandasnya.

Ketua Dekranasda Kota Eti Atiyah mengapresiasi kegiatan tersebut. Pihaknya ke depan akan terus menggelar kerjasama dengan berbagai pihak demi meningkatkan potensi yang ada. “Mudah-mudahan kedatangan Ibu Netty langsung kegiatan hari ini bisa lebih memotivasi pengrajin yang ada, apalagi kemarin bordir Tasikmalaya baru saja menorehkan prestasi, ini yang akan kita dorong,” kata Eti.

Sekitar 40 orang pengrajin bordir selama dua hari kedepan diajarkan sekaligus diberikan tantangan untuk berkreasi menciptakan bordir interior, dari mulai bahan hingga motif. “Lumayan susah dan menantang, karena ini diluar kebiasaan. Apalagi ada PR juga untuk besok, tapi ini betul-betul memberikan pencerahan bagi kami,” kata Epi Siti, salah satu pengrajin yang ikuti workshop. (Astri Puspitasari)***

Komentar