Pengunjung Pantai Santolo Kecewa, Tarif Parkir Tak Jelas

KILAS23 views

GARUT, (KAPOL).- Wisatawan di Pantai Santolo, Kec. Cikelet, Kab. Garut “ambek-ambekan”.

Mereka diusir tak boleh parkir di seberang rumah makan jika tak jajan di rumah makan tersebut.

Padahal, mereka sudah membayar parkir kendaraan Rp 10.000 yang dipungut di gerbang masuk Pantai Santolo oleh petugas dari Disbudpar Kab. Garut.

“Tadi di gerbang saya harus bayar
Rp 7.500 per orang termasuk anak kecil dan Parkir Rp 10.000. Eh, begitu kendaraan berhenti saya didatangi pemilik rumah makan Marcel. Dia nanya mau makan atau nginep. Saya jawab nggak hanya parkir saja, eh dia ngusir saya supaya pindah,” katanya.

Padahal saya parkir bukan di depan rumah makan Marcel tetapi diseberangnya di tanah milik negara kalau gak salah milik Lapan.” kata Sambas rombongan dari Bekasi, Sabtu (30/12).

Senada diungkapkan Rahmat pengunjung dari Sukapadang Garut.
Dia pun mengaku diusir dengan cara tak sopan.

“Maksad teh bade ameng wungkul ka pantai, tadi digerbang bayar Rp 60.000, mung dipasihan karcis dua lembar anu salembarna Rp 7.500 ditambih weh Parkir Rp 10.000, ari pas kadieu teu kenging parkir, kudu dimana atuh. Di Garut mah sagala rupa ge teu baleg. Najis kudu datang deui ka Santolo mah,” katanya sambil marah-marah.

Hal tersebut dialami juga oleh rombongan wartawan dari Garut, yang sengaja memantau pelayanan pengelola wisata di daerah Garut selatan.

Para awak media ini pun ternyata mengalami pelayanan yang sama.

“Dari mulai masuk hingga masalah parkir ternyata pelayananya mengecewakan mestinya di musim liburan ini pelayanan yang harus bagus. Karena pengunjung juga tidak semua orang kaya. Ini harus jadi bahan evaluasi untuk perbaikan ke depannya. Pengunjung bersitegang dengan penjaga lalu dengan pemilik rumah makan, ” katanya.

Pantauan, banyak pengunjung yang kecewa dan pulang lagi.

Mereka lebih memilih mencari lokasi lain ketimbang harus ke Pantai Santolo. Sebelumnya, Kadisbudpar Kab. Garut, Budi Gan Gan telah mengirimkan surat ke pengelola hotel, agar tidak menaikan tarif yang berlebihan.

Selain itu, Budi juga megimbau jangan menjadikan liburan itu aji mumpung, serta jangan bikin kapok wisatawan. (Dindin Herdiana)***