Penjualan Lesu Dinas Labeli Hewan Kurban

LINIMASA9 views

TAWANG, (KAPOL).-
Tim kesehatan dari Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kota Tasikmalaya memeriksa hewan kurban di jongko pedagang, Senin (14/9/2015). Mereka mengecek suhu badan, detak jantung dan melabeli hewan sehat.

“Kita periksa hewan di setiap jongko hingga hari-H untuk ante mortem. Pelabelan ini untuk memberikan jaminan kepada pembeli bahwa sapi dalam kondisi layak dan sehat,” ujar Kabid Peternakan Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kota Tasikmalaya, Ucu Anwar.

Sejauh ini, kondisi sapi layak dan sehat. Apalagi penjual juga cukup selektif menerima sapi-sapi dari peternakan warga. “Kalau banyak hulang-huleng, mungkin nalangsa mau di sembelih,” ujarnya berseloroh.

“Ciri-ciri hewan yang sehat nafsu makan bagus tidak lesu. Nutrisi pakan cukup dan terjadwal makannya, kandang terbebas dari tumpukan kotoran, urin. Kita tidak memeriksa saja, juga mengobati jika ada lecet-lecet sedikit saat pengiriman di perjalanan,” katanya. 

Tim juga akan memeriksa daging pasca disembelih atau post mortem pada hari tasrik. Hal tersebut dilakukan menjaga hal-hal tertentu sebelum dikonsumsi masyarakat. “Masyarakat juga belum mengetahui cara memeriksa apakah ada cacing hati atau tidak. Makanya dokter dan paramedis disebar untuk mengantisipasi hal-hal tersebut,” ujarnya.

Lesu
Pengelola jongko hewan kurban, Ujang mengaku penjualan tahun ini melesu dari tahun sebelumnya. Biasanya, tak kurang dari 200 ekor terjual pada musim kurban. “Sekarang baru 80 ekor, yang biasa beli lima ekor sekarang cuma dua. Karena menghitung pembagian per orangnya,” ujarnya.

Harga sapi sendiri dipatok Rp 14-17 juta untuk siap kurban. Sementara sapi jenis si mental berbobot lebih dari satu ton dibanderol Rp 70 juta. “Ini sapi lokal semua dan sudah dilabeli sehat. Si mental mah pembesaran di Indonesia,” katanya. (Inu Bukhari)

Komentar