GARUT, (KAPOL).- Cara penularan AIDS dan hepatitis harus diketahui oleh masyarakat umum, apalagi para perawat.
Hal ini untuk langkah pencegahan sejak dini, khususnya dalam membantu proses kelahiran.
Hal itu diungkapkan Ketua Kegiatan Seminar Tentang Kajian Transmisi Penularan AIDS dan Hepatitis, Rahmat Budiana yang juga pengurus Intan Science Centre pada acara seminar yang diselenggarakan di Pendopo Garut, Sabtu (9/12/2-17) kemarin.
Dikatakan Rahmat, kegiatan seminar ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada masayarakat umum termasuk para perawat tentang apa saja yang dapat dan bagaimana cara penularan AIDS dan hepatitis kepada seseorang. Kasus penularan AIDS dan hepatitis banyak di antaranya dari ibu ke bayi dan ini harus diantisipasi.
“Di sisi lain, selama ini tidak jarang masyarakat bahkan perawat yang tidak mengetahui apakah proses kelahiran yang dilakukan aman apakah tidak. Makanya melalui kegiatan ini kita harapkan bisa memberikan pengetahuan kepada masyarakat termasuk para perawat bagaimana membentu proses kelahiran supaya aman baik bagi bayi maupun mereka yang membantunya,” ujar Rahmat.
Menurutnya, biasanya HIV/AIDS menular dari cairan tubuh seperti darah. Sedangkan hepatitis biasanya melalui transmisi bersentuhan langsung dari ibu ke bayi. Materi inilah salah satunya yang disampaikan oleh para pemateri dalam kegiatan seminar ini.
Dunia kesehatan, tuturnya, saat ini semuanya kembali ke prosedur dimana mencegah lebih baik daripada mengobati.
Sehingga dalam proses kelahiran diutamakan mencegah ibu yang sudah terinfeksi agar tidak sampai menular ke bayi yang dikandungnya.
“Jadi agar bayi dari pasien AIDS selamat saat proses kelahiran dan tidak ikut terinfeksi penyakit ibu,langkah-langkahnya tentu harus diketahui oleh perawat dan masyarakat juga sebagai pengetahuan,” katanya.
Rahmat menyampaikan, sebelum proses kelahiran, biasanya mereka yang memiliki penyakit AIDS akan dicek dulu kondisi ibu dan bayinya, apakah sama-sama positif atau tidak.
Jika kemudian hasil pemeriksaan sang bayi negatif, maka akan diberikan langkah-langkah pencegahan mulai dengan obat hingga yang lainnya.
Halini termasuk sang ibu yang harus tetap melakukan konsumsi obat yang biasa diminum.
Pada intinya dalam seminar ini, tambah Rahmat, penyelenggara ingin memberikan wawasan umum dan khusus dimana titik akhirnya adalah melakukan pencegagan agar penyakit AIDS dan hepatitis tidak menyebar lebih luas lagi di Garut.
Seperti diktahui, saat ini jumlah ODHA di Garut terus bertambah bahkan seperti fenomena gunung es dimana yang muncul sedikit tapi sebetulnya banyak. Ini tentunya harus disikapi dengan dilakukannya langkah-langkah pencegahan.
Dengan diberikannya pengetahuan, kata Rahmat, diharapkan juga petugas kesehatan yang bersentuhan dengan penderita AIDS dan hepatitis tidak takut dan tabu atau bahkan mengucilkan penderita.
Makanya kepada peserta juga diberikan pemahaman bagaimana sebenarnya tata cara penularan AIDS dan hepatitis.
“Seminar ini diharapkan bisa meningkatkan pengetahuan para peserta tentang penanganan agar tidak takut terhadap penderita AIDS dan hepatiti. Apalagi stigma yang berlaku di masyarkat selama ini hepatitis seakan merupakan penyakit kutukan. Sebetulnya jika mereka memiliki wawasan, maka tidak akan pernah mengucilkannya,” ucap Rahmat.
Lebih jauh diungkapakn Rahmat, dalam seminar tersebut ada tiga orang pemateri yang memberikan paparan tentang manajemen pencegahan Transmisi HIV dan Hepatitis pada ibu dan neonatus itu.
Mereka adalah Prof. Dra. Setyowati, SKP., M. App Sc, Phd.BDO., Rn., Windy Natasya Al Baihaqi M.Kep. NS., Sp.Kep Mat., dan Dewi Yuliana S.Kep.Ners. (Aep Hendy S)***