GARUT, (KAPOL).- Biaya perbaikan bangunan SMP di Kabupaten Garut, yang rusak akibat gempa terjadi di barat daya Tasikmalaya, Jumat (15/12) malam tahun lalu tidak lebih dari Rp 2 Miliar.
Laporan secara rinci telah dikirimkan ke Provinsi dan Kementrian Pendidikan Nasional sepekan setelah peristiwa itu terjadi pada pertengahan Desember 2017 lalu.
“Akan tetapi hingga kini belum ada balasan atau verifikasi terkait laporan tersebut. Hanya saja kerusakan yang dialami sekolah di Garut hanya rusak ringan dan rusak sedang. Jadi saya juga masih menunggu apakah perbaikan kerusakan itu akan dibantu atau ditanggung Kementrian atau harus oleh sekolah,” kata Kabid SMP Disdik Kab. Garut, Totong, Kamis (25/1/2018).
Dia mengatakan, sedikitnya 22 SMP di Kabupaten Garut rusak akibat gempa tersebut.
Mayoritas sekolah yang terkena dampak gempa Tasikmalaya berada di wilayah Garut selatan.
Berdasarkan data yang berhasil dihimpunnya, jenis kerusakan sekolah-sekolah tersebut meliputi, atap bangunan, dinding ruang kelas retak-retak, genting jatuh, plafon dan pecahnya kaca-kaca jendela.
Kerusakan itu menimpa sejumlah ruang kelas, ruang guru dan kepala sekolah, aula, gedung olahraga dan masjid. “Kalau dikawasan Garut Kota saya rasa tak ada, tapi kebanyakan di wilayah selatan dan utara juga ada,” ujarnya.
Totong berharap, ada solusi untuk memperbaiki kerusakan tersebut dari pemerintah pusat, sedangkan untuk kerusakan ringan yang bisa diperbaiki dengan dana BOS.
Dia meminta para kepala sekolah langsung melakukan perbaikan dengan dana yang dimiliki sekolah.
“Ini bencana yang tidak kita harapkan, kami terus pro aktif untuk mencari solusi agar sekolah-sekolah tersebut bisa kembali dipergunakan untuk kegiatan belajar. Ya kalau hanya pecah kaca, atau genting kan bisa ditangani sekolah,” katanya. (Dindin Herdiana)***