SALAWU, (KAPOL).- Dampak bencana pergerakan tanah di Kecamatan Salawu, Kabupaten Tasikmalaya diketahui terus meluas. Hasil pendataan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tasikmalaya, hingga Minggu (19/11/2017), total bangunan rumah yang rusak akibat bencana ini mencapai 218 rumah.
Kepala Bidang Kedaruratan Logistik (Darlog) BPBD Kabupaten Tasikmalaya, Ria Supriana, telah mengimbau agar masyarakat yang terdampak bencana pergerakan tanah untuk tidak menempati tempat tinggal mereka sementara.
“Kami masih lakukan verifikasi terkait kerusakan rumah warga. Dari hasil pendataan memang sudah ada sekitar 218 bangunan yabg dikabarkan rusak,” kata Ria, Minggu (19/11/2017).
Dua desa yang terkena pergerakan tanah dengan dampak terparah, kata Ria, ada di Desa Sukarasa dan Desa Jahiyang. Ditambah ada 3 rumah di Desa Kawungsari yang juga terdampak bencana pergerakan tanah.
Hingga kini warga memang masih memilih untuk mengungsi ke rumah kerabat terdekat yang aman dari pergerakan tanah. Beberapa keluarga juga ada yang menempati Kantor Desa Sukarasa.
“BPBD akan mengevaluasi apakah perlu memasang tenda darurat atau tidak. Sebab sejauh ini untuk tenda darurat belum pasang karena belum adanya permintaan,” kata Ria.
Ria memprediksi, bencana pergerakan tanah akan terus meluas dengan tingginya intensitas hujan yang terjadi di Kabupaten Tasikmalaya. Jumat kemarin, bencana banjir dan pergerakan tanah juga terjadi di Kecamatan Puspahiang. Kendati demikian, bencana banjir bisa langsung diantisipasi karena langsung surut.
“Hingga Maret 2018 kami masih siaga banjir dan tanah longsor, sesuai dari intruksi BPBD Jabar. BPBD juga selain melakukan evakuasi korban juga memetakan jalur evakuasi,” jelas Ria. (Imam Mudofar)***