PAGERAGEUNG, (KAPOL).- Para relawan lingkungan di wilayah Priangan timur mengaku heran dengan minimnya perhatian dari pemerintah daerah kabupaten Tasikmalaya, dalam hal ini Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Tasikmalaya terhadap kelestarian hulu Citanduy.
Padahal setiap tahun warga di sekitar aliran sungai Citanduy yang ada di Kecamatan Sukaresmi selalu menjadi langganan bencana banjir akibat luapan sungai Citanduy. Namun sayang pemerintah daerah abai terhadap pemeliharaan kawasan hulu yang menjadi kunci dari kelestarian alam.
Ketua Komunitas Citanduy Lestari, yang juga Ketua Relawan se-Indonesia, Asep Hidayat menjelaskan, sejak dirinya melakukan upaya penghijauan dikawasan hulu Citanduy sejak tahun 2013 lalu, belum ada perhatian sedikit pun yang dilakukan oleh Pemkab Tasikmalaya dalam hal ini Dinas Lingkungan Hidup.
“Yang selama ini peduli terhadap kawasan hulu dari BPLHD Jawa Barat, kalau dari Pemerintah Kabupaten Tasik sama sekali belum ada, padahal kita selalu memberi tahu kegiatan yang dilakukan di kawasan hulu,” kata Asep Hidayat Minggu (8/10/2017).
Para relawan lingkungan di wilayah Priangan itu sebelumnya menggelar Saresehan Mitigasi Bencana di Kawasan Hulu Sungai Citanduy. Saresehan yang dihadiri oleh pejabat dari BPLHD Jawa Barat dan Balai Besar Wilayah Sungai Citanduy itu membahas betapa pentingnya memelihara kawasan hulu sungai.
Jika tidak dipelihara dengan baik, apalagi sampai terjadi alih fungsi lahan, apa yang dialami oleh warga Garut yang tinggal di pinggir aliran sungai Cimanuk tahun lalu bisa dialami warga Tasikmalaya, Ciamis Banjar dan bahkan warga Cilacap.
Bahkan dampaknya bisa lebih parah dari bencana Cimanuk. Itu terjadi setelah bendungan Jati Gede selesai di bangun dan di Sungai Citanduy pun ada bendungan Leuwi Keris yang saat ini sedang dalam tahap pembangunan.
” Kayaknya harus terjadi dulu bencana baru pemerintah kabupaten Tasikmalaya mau melakukan upaya penyelamatan untuk hulu Citanduy,” ujar Asep lagi.
Baca : Awas Bencana Mengintai
Tokoh Lingkungan Ciamis yang sudah 25 tahun fokus menyelamatkan kawasan hulu Gunung Sawal, Iwan Kustiawan mengaku heran dengan sikap Pemkab Tasikmalaya yang begitu acuh dengan kondisi hulu sungai Citanduy. Sampai sejauh ini tidak mau melakukan upaya perbaikan di kawasan hulu.
“Padahal hulu itu menjadi kunci dari mitigasi bencana, kalau hulu rusak sudah bisa dipastikan di bagian hilir akan terjadi bencana. Kenapa pemerintah kabupaten Tasikmalaya sama sekali tidak peduli dengan kondisi hulu Citanduy yang mulai rusak ini,” ujarnya.
Pejabat Dinas Pertanian Kota Tasikmalaya yang sengaja datang melihat kondisi kawasan Hulu Sungai Citanduy pada Saresehan Mitigasi Kebencanaan juga mengaku heran kenapa Pemkab Tasikmalaya abai dengan kondisi kawasan hulu Sungai Citanduy.
Mestinya sebagai daerah yang warganya kerap menjadi korban luapan sungai Citanduy khusunya warga Sukaresik, Pemkab Tasikmalaya harus menjadi pihak terdepan yang berupaya melakukan penyelamatan kawasan hulu sungai Citanduy.
Baca : 14 Rumah di Pangandaran Rusak Berat
Pejabat Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Tasikmalaya yang datang pada kegiatan Saresehan Mitigasi Bencana yang digelar Komunitas Citanduy Lestari, Suwandi mengatakan pihak lingkungan hidup belum membuat program untuk kawasan hulu Citaduy dan sejauh ini baru di wilayah Salopa dengan nilai anggaran lebih dari 1 Miliar. Juga di wilayah Ciaptujah dengan nilai anggaran lebih dari 1 Miliar juga.
“Untuk kawasan hulu Citanduy belum ada program, karena selama ini dinas tidak menerima laporan dari masyarakat di Citanduy,” ujarnya.
Namun ungkapan tersebut langsung ditanggapi oleh Ketua Komunitas Citanduy, Asep Hidayat, kalau sebelum melakukan upaya penghijauan di kawasan hulu Sungai Citanduy pada tahun 2013 lalu pihaknya memberikan laporan kepada pihak lingkungan hidup hanya saja tidak direspon.
Sehingga selama empat tahun ini Asep bersama warga melakukan penanaman di kawasan hulu secara swadaya. Dan sampai saat ini sudah lebih dari 50 ribu pohon yang ditanam di kawasan hulu tersebut.
Asep mengaku dirinya melakukan komunikasi dengan pemerintah bukan untuk meminta anggaran, tetapi bagaimana terjalinnya kerjasama yang baik dalam melestarikan kawasan hulu Citanduy jangan sampai Citanduy menjadi sungai yang mendatangkan bencana bagi masyarakat. (Abdul Latif)***