BANJAR, (KAPOL).- Keluarga besar Pondok Pesantren Al-Azhar Kota Banjar memperingati Maulid Nabi Besar Muhammad SAW, Selasa (12/12/17).
Kegiatan ini dimotori pengurus OSIS dan para guru SMA Al-Azhar bersama Ruang Baca Komunitas (RBK).
Acara maulid Nabi Muhammad SAW ini, diwarnai ‘Pelatihan Literasi Bagi Santri’, pembacaan shalawat nabi dan lantunan syair Al-Barzanji, disela-sela acara adanya terikan yel-yel ‘Salam Literasi’.
Panitia Penyelenggara, Ayyi Bazin, menyatakan, banyak suri tauladan dan keilmuan Nabi Muhammad yang perlu dijadikan contoh, pedoman dan diabadikan dengan budaya literasi-nya.
“Sejarah nabi dengan segala contohnya itu termuat dalam kitab Al-Barzanji, sangat penting untuk membacanya,” ujarnya
Pembina santri, Hj. Avivati Zahriyah Alhafidzoh, mengingatkan para santri agar lebih giat dalam menuntut ilmu dan melakukan kegiatan literasi.
Menurutnya, santri itu harus selalu didepan dan menjadi andalan bangsa.
“Ilmu dan literasi itu menjadi kunci penting agar santri dapat memberikan sumbangsih berarti bagi negeri. Jangan malu jadi santri, justru kalian harus bangga karena santri adalah asset bangsa,” ucapnya.
Pembicara, sekaligus Pendiri Yayasan Ruang Baca Komunitas, Sofian Munawar, menyatakan, kegiatan literasi itu bagian dari ibadah.
Bahkan literasi merupakan perintah utama dan paling pertama yang disampaikan Tuhan kepada Nabi Muhammad SAW.
Menurutnya, surat pertama Al-Quran, yaitu surat Al-Alaq dengan tegas memerintahkan untuk ‘iqra’ (membaca).
“Menunjukkan, membaca itu sangatlah penting dalam Islam. Inilah ayat-ayat literasi yang perlu dipahami dan diamalkan,” ujar Sofian.
Momentum Maulid Nabi perlu menjadi tonggak ummat Islam untuk melakukan refleksi, bahwa Kangjeng Nabi adalah sosok yang ‘literat’.
Karena itu, diharuskan mengikuti suri tauladannya dan itu menjadi kunci kemajuan.
Dikatakan dia, para santri jangan hanya terkesima dengan kitab Al-Barzanji yang memang begitu tenar pada zamannya.
Saat ini para santri ditantang untuk mampu melahirkan karya sastra serupa, untuk dijadikan warisan kepada generasi berikutnya.
“Kunci literasi itu membaca dan menulis. Para santri harus terbiasa membaca dan juga menulis karya. Siapa yang ingin banyak mengenal dunia maka harus banyak membaca. Dan siapa yang ingin dikenal dunia maka ia harus banyak membuat karya tulis,” ucap Sofian yang saat itu didaulat sebagai Bapak Literasi Kota Banjar, yang dihadiahi kalung/selempang dari perwakilan sesepuh santri Al-Azhar Kota Banjar. (D.Iwan)***