SINGAPARNA, (KAPOL).- Dalam rangka peningkatan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) yang digagas oleh Kementrian Kesehatan RI, Dinas Kesehatan Kabupaten Tasikmalaya menyelenggarakan Peringatan Hari Cuci Tangan Pakai Sabun (HCTPS) tingkat Kabupaten Tasikmalaya, yang berlangsung di SDN Sukasenang Singaparna, Selasa (31/10/2017).
Hadir pada kesempatan tersebut Plt Kepala dinas kesehatan Drs.H.Yusep Yustisiawandana, MM, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Drs. H. Kundang Sodikin, M.Si., beserta SKPD di lingkungan Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya.
Bupati dalam sambutan yang dibacakan oleh Plt Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Tasikmalaya Drs.H.Yusep Yustisiawandana, MM., mengatakan, HCTPS adalah kampanye Global yang dicanangkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Pertemuan Tahunan Air Sedunia (Annual World Water Week) yang diselenggarakan pada tanggal 17-23 Agustus 2008.
“Adanya Gerakan Mencuci Tangan Pakai Sabun Sedunia mampu meningkatkan perilaku hidup sehat, mencegah timbulnya penyakit, sekaligus menurunkan tingkat kematian pada balita dan anak-anak”, ucap Plt Kepala Dinas Kesehatan
Yusep Yustisiawandana.
Yusep menambahkan, kedua tangan adalah salah satu jalur utama masuknya kuman penyakit ke dalam tubuh karena tangan adalah anggota tubuh yang paling sering berhubungan langsung dengan mulut dan hidung.
“Hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) 2007 menunjukan bahwa penyebab terbesar meninggalnya balita dan anak-anak Indonesia adalah penyakit diare dan ispa,” ujarnya.
Yusep menekankan, kebiasaan cuci tangan dengan sabun dengan air bersih yang mengalir harus menjadi kebiasaan yang membudaya di kehidupan sehari-hari.
“Budayakan cuci tangan sesudah Buang Air Besar (BAB), sesudah membersihkan BAB anak, Sebelum makan, sebelum memberikan makan anak, dan sebelum memasak,” tegas Yusep.
Yusep berharap, cuci tangan dapat kita mulai sejak usia dini agar menjadi kebiasaan baik di hari tua. “Perubahan yang besar bisa kita mulai dari hal Kecil, mulai dari hari ini, dan dimulai dari diri sendiri,” terangnya.
Dalam kesempatan yang sama Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat, Dadan Hamdani, S.KM melaporkan, Pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan masih menempatkan masyarakat sebagai objek bukan sebagai subjek, dan kemampuan masyarakat untuk mengemukaan pendapat dalam rangka penyelenggaraan pembangunan kesehatan masih sangat terbatas, serta peran aktif masyarakat masih kurang bahkan cenderung menurun.
“Angka kematian bayi dan balita di Indonesia menunjukan bahwa angka kematian masih tinggi, serta kesejahteraan di masyarakat masih rendah dan sangat memprihatinkan,” kata Dadan. (Imam Mudofar/Diskominfo/ADV)