SUMEDANG, (KAPOL).- Sejumlah petani jagung di Dusun Pamarisen Desa Mekarjaya Kecamatan Sumedang Utara, kini manfaatkan roda sepeda motor menjadi alat bantu mengelupas biji jagung.
Sebuah inovasi yang kreatif tentunya, sebab di luar dugaan kendaran roda dua yang biasanya hanya dipergunakan sebagai alat transportasi itu, ternyata difungsikan menjadi alat pemipil jangung oleh anggota Kelompok Tani Subur Jaya V.
Penggunaan roda motor sebagai alat mengelupas biji jagung ini, konon telah dilakukan para petani di sana cukup lama.
Tujuannya, agar mereka bisa lebih cepat dalam melakukan pemipilan jagung hasil panennya itu.
Deden (36), salah seorang Anggota Kelompok Tani Subur Jaya, yang menjadi inisiator penggunaan alat itu menyebutkan, bahwa proses pemipilan jagung dengan menggunakan roda motor seperti ini memang lebih cepat beberapa kali lipat dibandingkan dengan cara manual.
“Kalau pemipilannya dilakukan secara manual, paling kita hanya mampu menghasilkan sekitar satu karung saja. Namun bila menggunakan roda motor, pemipilan jagung ini dalam sehari bisa mampu mencapai tiga sampai empat karung. Kita memang harus mengeluarkan modal untuk membeli bahan bakar motornya, tapi kita tidak akan rugi karena pengerjaannya juga lebih cepat,” katanya.
Adapun cara penggunanya, Deden menjelaskan, motor yang biasa dipakainya itu harus terlebih dahulu dicuci sampai bersih. Setelah itu, motor disimpan di lokasi pemipilan jagung dengan menggunakan standar ganda.
“Jadi motorna distandarkeun heula, terus dihirupan. Geus hirup kakara asupkeun kana gigi tilu ngarah ban tukangna muter rada cepet. Tah pami tos kitu mah, jagong nu bade dipecelana kantun ditempelkeun we kanu ban motor tukang, ke oge jagongna marurudul sorangan kagesekan ku ban motor,” katanya.
Jagung hasil dari pemipilan tersebut, nantinya tinggal dijemur sampai kering, dan setelah itu tinggal dimasukan ke karung untuk dijual.
Menurut pengakuan Deden, roda motor ini merupakan salah satu alat yang paling praktis untuk memipil jagung yang selama ini pernah dia gunakan.
“Wah ku manual lami pisan tuda, jaba cangkel. Ti saprak nganggo ban motor kieu mah pan mecelan jagong ton-an oge bisa tereh,” katanya.
Disinggung terkait harga jual, Deden menjelaskan bahwa harga jual jagung kering kini sedang mengalami penurunan. Dimana harga jual jagung kering yang sebelumnya berkisar pada harga Rp 3.500,- per kilo gram, baru-baru ini justru malah mengalami penurunan menjadi Rp 2.800,- per kilo gram. (Taufik Rochman)***