ADA pemandangan berbeda dalam 4 hari terakhir ini di Plaza Asia Tasikmalaya, tepatnya di area depan supermarket lantai dasar. Para pengunjung nampak memenuhi area aneka jajanan tradisional yang berada di dekat pintu masuk supermarket.
Ya, dalam 4 hari terakhir lalu sejak Jumat (2/8/2019), Plaza Asia Tasikmalaya secara khusus menghadirkan aneka jajanan tradisional dari masing-masing pedagang. Ada awug beras, kue ape, bandros, lemper, puli, putu ayu, dan puluhan aneka jajanan tradisional lainnya bisa didapatkan dalam satu lokasi.
Selain jajanan yang telah jadi, sejumlah pedagang ada yang memproduksi langsung jajanan tradisional di lokasi area hingga mengeluarkan aroma khas yang menggugah selera. Hal itu menarik perhatian para pengunjung untuk menyaksikan dan membeli aneka jajanan tradisional.
Marketing and Promotion Manager Plaza Asia Tasikmalaya, Lusy Sosilawati mengatakan bahwa program tersebut bukan pertama kali. Beberapa waktu lalu Plaza Asia juga sempat mengadakan program serupa, namun waktunya singkat. Untuk program jajanan tradisional kali ini digulirkan selama Agustus, khususnya pada akhir pekan.
“Kita coba dulu selama sebulan (Agustus). Sekarang dicoba sampai tanggal 11 setiap hari diadakannya. Tadinya Jumsami, Jumat-Sabtu-Minggu. Kita lihat sampai tanggal 11 ini. Kalau dalam periode ini bagus, kita akan lanjut untuk pekan depan diadakan setiap hari,” ujarnya.
Ia mengaku puas dengan program tersebut karena mendapat respons yang baik dari konsumen. Dalam beberapa hari diadakan, berbagai jajanan selalu ludes dibeli konsumen.
“Kemarin waktu akhir pekan itu banyak yang sudah habis meskipun baru jam 2 siang. Meskipun produknya belum selengkap yang diharapkan, tapi antusias pembeli sangat bagus. Tidak menutup kemungkinan, kalau ada jajanan tradisional lagi, kita juga akan terima lagi,” ujarnya.
Dikatakannya, program tersebut berkaitan dengan momentum Agustus. “Bahwa kita jangan lupa ada makanan-makanan tradisional yang memang selain di Kota Tasikmalaya banyak UMKM, peminatnya juga banyak. Bahkan ada konsumen yang ingin jajanan tradisional ini terus diadakan, bukan hanya momentum Agustus ini,” ujarnya.
Lusy menjelaskan, para pedagang tersebut berasal dari sejumlah titik di Tasikmalaya. “Ada (pedagang) yang biasa mangkal di Jalan Cihideung, biasa mangkal di depan Plaza Asia, ada juga peserta pameran kuliner yang dulu diadakan sama Plaza Asia,” ujarnya.
Dengan dihadirkannya aneka jajanan tradisional di mal, diharapkan langkah tersebut dapat mengangkat UMKM. “Karena pasar modern pun harus mengangkat juga pasar tradisional. Kalau yang makanan ringan kering kita sudah sediakan, tapi ini lebih ka jajanan kue-kue basah yang langsung dimakan,” katanya.
Meskipun disediakan di mal, namun harga yang ditawarkan seperti jajanan tradisional pada umumnya. “Memang supaya konsumen tahu. Biarpun di mal, tapi harganya sama seperti di kaki lima. Katanya bilang kalau sudah masuk mal, harganya jauh lebih mahal. Tapi kalau ini tidak,” katanya.
Salah seorang pedagang, Dede Iho mengatakan bahwa ia biasanya menjajakan dagangannya di seputar Plaza Asia hingga ke Jalan Siliwangi. Ia mengapresiasi adanya program tersebut. “Kalau begini yang beli juga lebih banyak. Enak lagi, nggak kepanasan sama kehujanan,” kata Dede yang menyediakan jajanan kue ape.
Sementara menurut Tantan yang menyediakan jajanan bandros, adanya pusat jajanan menghadirkan lebih banyak calon pembeli. Karena itu, ia pun menyediakan bahan bandros dengan jumlah yang lebih banyak. “Biasanya bawa (adonan) 2,5 Kg. Kalau Minggu 3 Kg sampai 3,5 Kg. Kalau di sini, saya bawa 4 Kg,” ujarnya (Aji MF)***