Potret Kemiskinan Kota Tasikmalaya, Satu Keluarga Tinggal di Gubuk Bekas Kandang Ayam

HUMANIORA54 views

image

MANGKUBUMI, (KAPOL).-

Angka kemiskinan di Kota Tasikmalaya terbilang cukup tinggi. Di tengah gencarnya pembangunan yang dilakukan pemerintah, ternyata masih ada masyarakat yang tinggal di sebuah gubuk bekas kandang ayam.

Maulana (38), warga asal Kampung Bojong RW 12, Keluarahan Cipari, Kecamatan Mangkubumi, Kota Tasikmalaya harus rela tinggal di gubuk bambu bekas kandang ayam. Maulana, bersama istri dan empat anaknya harus berdesakkan di gubuk yang hanya berukuran 2×2 meter.

Gubuk itu dibagi dua ruang. Ruang utama dan dapur alakadarnya. Di ruangan utama itu Maulana dan istri serta empat orang anaknya tidur umpel-umpelan. Tidak ada kasur. Hanya beralaskan kain yang sudah lecek. Di bawah kain, langsung terasa tanah yang sudah mengeras.

Sehari-seharinya bekerja sebagai pengayuh odong-odong atau mainan anak yang terbuat dari sepeda. Ia harus menyusuri beberapa tempat keramaian untuk mendapatkan uang demi menghidupi keluarganya. Kesehariannya itu dijalaninya untuk bisa bertahan hidup dan menafkahi keluarganya selama ini.

“Hasilnya tidak tentu. Kadang dapat uang. Kadang juga tidak. Bagaimana ramainya anak-anak naik odong-odong saja,” kata Maman, Kamis (28/04/2016).

Karena keterbatasan ekonomi itulah Maulana terpaksa tinggal di gubuk bambu bekas kandang ayam itu. Maulana sendiri tidak memiliki pilihan lain. Pasalnya penghasilannya selama ini jauh dari cukup.

“Mau bagaimana lagi. Memang sudah begini keadaannya. Saya pasrah saja,” kata Maulana.

Lurah Cipari, Asep Kusdiana mengaku sudah mengetahui hal tersebut. Pihaknya sudah mengecek ke lapangan terkait kondisi itu. Maulana sendiri, kata Asep, merupakan warga pendatang yang menikah dengan warga di kampung tersebut.

“Karena tidak punya tempat tinggal, sama tetangga diperbolehkan untuk tinggal di tanah milik tetangganya itu,” kata Asep.

Pihaknya sendiri, lanjut Asep, sudah beberapa kali mengajukan permohonan bantuan. Hanya saja sampai hari ini belum ada realisasi. Terlebih pengajuan itu terkendala. Pasalnya Maulana tidak memiliki tanah dan bangunan.

“Kita berharap semoga ada dermawan yang mengulurkan tangan untuk sama-sama membantu keluarga Pak Maulana,” ujar Asep. (Imam Mudofar)