JATINANGOR, (KAPOL).-
Kontribusi perusahaan dan perguruan tinggi di kawasan Jatinangor dianggap belum berpengaruh terhadap kemajuan dan kesejahteraan khususnya untuk masyarakat Jatinangor.
Demikian disampaikan salah seorang tokoh masyarakat Jatinangor, Ismet Suparmat kepada Kabar Priangan Online.
Ismet mengatakan, letak geografis antara pemukiman warga dan perguruan tingga serta industri pun tak berjauhan.
Melihat kondisi tersebut, kata Ismet, maka Jatinangor belum pantas meraih predikat sebagai kawasan pendidikan dan industri.
“Harus jelas dulu, jangan asal mengklaim gelar terhadap suatu wilayah jika masyarakatnya saja belum sepenuhnya menerima predikat tersebut,” tutur Ismet.
Jika disebut kawasan pendidikan, kata Ismet, apa kontribusinya dari perguruan tinggi kepada masyarakat?.
“Beberapa perguruan tinggi negeri, iya benar ada di Jatinangor. Ironisnya, masyarakat Jatinangor sendiri kesulitan meraih pendidikan disana?. Itu, suatu istilah yang aneh didengarnya,” ujar Ismet.
Dikatakan Ismet, dibeberapa perguruan tinggi di Jatinangor pun memiliki para ahli dan pakar, namun disesalkan justru minim kontribusinya untuk kemajuan Jatinangor.
“Seharusnya, para ahli di perguruan tinggi pun berperan dalam meningkatkan kapasitas aparat pemerintahan desa khususnya di Jatinangor. Ya, mereka (ahli pemerintahan) ada disini, wajar dong menularkan sedikit ilmunya untuk masyarakat Jatinangor?,” tuturnya.
Menurutnya, yang lebih memprihatinkan terkait ketidak jelasan realisasi CSR dari sejumlah industri dan perguruan tinggi untuk warga Jatinangor.
“Idealnya, ada transparansi atau keterbukaan dari pihak industri dan perguruan tinggi terkait realisasi CSR. Tujuannya, agar masyarakat bisa mengetahui terkait untuk apa saja sih, CSR untuk masyarakat?,” katanya.
(Azis Abdullah)
Komentar