GARUT, (KAPOL).- Prevalensi (jumlah keseluruhan kasus penyakit yang terjadi pada suatu waktu tertentu di suatu wilayah) Aids, di Kabupaten Garut terbilang tinggi.
Penyumbang kasus terbesar, ada di tiga kecamatan yakni, Garut Kota, Tarogong Kaler dan Tarogong Kidul.
Wakil Bupati Garut, Helmi Budiman, data tersebut berdasarkan kajian ilmiah dan survai yang dilakukan oleh berbagai lembaga yang selama ini konsen dalam kepeduliannya terhadap Aids seperti Perhimpunan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI), Komisi Penanggulangan AIDS Indonesia (KPAI), termasuk unsur pemerintah di dalamnya.
Helmi menilai, semakin besar jumlah penderita Aids yang terkuak, maka itu semakin bagus. Ini menandakan tim atau lembaga yang menangani Aids baik dari unsur NGO maupun pemerintahan telah berhasil memgungkap kasus Aids yang diibaratkan seperti fenomena gunung es teraebut.
“Dengan lebih banyak ditemukannya kasus Aids atau penyakit yang tersembunyi dan dinilai lebih berbahaya dari jenis penyakit lainnya ini, maka tim penanggulangan Aids bisa melakukan langkah-langkah upaya penanggulangannya lebih cepat,” katanya.
Langkah yang bisa diambil, kata Helmi, diantaranya melakukan pencegahan, penyuluhan, dan bentuk kampanye sosialisasi terkait penanggulangan Aids tersebut sehingga tingkat penyebarannya bisa diminimalisir.
Menurut Helmi, ada beberapa pennyakit seperti halnya HIV AIDS yang penanggulangannya sudah terstruktur secara keorganisasiannya seperti adanya KPAI, PKBI, Dinas Kesehatan dan Dinas BPKP. Selain itu ada juga Dinas Pemuda dan Olah Raga yang penangannya sudah dilakukan secara rutin dan bersinergi sehingga bisa fokus dalam meminimalisir berbagai penanggulangan penyakit menular dan tidak menular terutama Aids.
Sementara itu Direktur Eksekutif PKBI Kabupaten Garut, Denden Siprasiana mengungkapkan Orang Dengan HIV AIDS (ODHA) di Garut hingga semester pertama 2017 sudah mencapai 573 kasus dalam kurun waktu 6 tahun terakhir.
Dari data yang baru terungkap itu, HIV/AIDS dgambarakan sebagi fenomena gunung es.
“PKBI melakukan upaya pergerakan penyelidikan HIV/AIDS di Garut sudah diawali sejak 2005 akan tetapi lebih diintensifkan lagi serius dalam melakukan pengkajian terkait HIV/AIDS tersebut pada tahun 2008 hingga saat ini,” ucap Denden.
Dikatakan, PKBI bersama panding-panding lainnya yang peduli terhadap HIV/AIDS yang paling masif melakukan pergerakan pada tahun 2012 hingga saat ini dimana warga yang terinveksi atau terpapar ODHA di Garut cukup tinggi.
Masih menurut Denden, jumlah ODHA di Garut lebih tinggi jika dibandingkan dengan estimasi dari Kemenkes yaitu lebih dari 900 kasus. Penyumvang kasus terbesar berada di tiga kecamatan yang ada di wilayah perkotaan yaitun Garut Kota, Tarogong Kaler, dan Tarogong Kidul.
“Bahkan berdasarkan data terakhir yang dihimpun berbagai sumber, ODHA tersebut sudah terpapar di 29 kecamatan dari 42 kecamatan di Kabupaten Garut. Secara masif dan intensif, kami terus melalukan sosialisasi terhadap masyarakat untuk meminimalisir penyebaran ODHA di Garut,” ujar Denden. (Aep Hendy S)***