TASIKMALAYA, (KAPOL).- Di tengah gempuran aliran musik yang kian beragam, Kasidah Modern Almanar masih tetap bertahan dengan konsep awal sebagai qrup musik dakwah Islam. Komitmen itu tetap dipertahankan hingga sekarang.
Group Musik yang pernah melambng tinggi di tahun 90 itu masih tetap berkarya dan mengeluarkan album baru. Meskipun kiprahnya tidak secemerlang pada 20 tahun silam, namun mereka masih tetap eksis.
Bahkan album berjudul Fatamorgana yang dirilis tahun 2016 lalu sudah berhasil menjual 5000 kopi, sebuah ekspektasi yang luar biasa.
Tahun 2017 ini pun Almanar yang digawangi oleh, Heni Nuraeni Syam, Arisa Afriana Syam, Rosa Rosmayanti, Dewi Sara, Susi Sofia, Ai Dewi Amalia dan Fitri Nafisa kembali mengeluarkan album baru berjudul, Cinta Negeri. Total hingga tahun 2017 ini Almanar sudah mengeluarkan 23 Album.
“Alhamdullilah, di tengah gempuran musik yang kian kompetitif ini, Almanar masih tetap bertahan dan berkarya. Dan ternyata banyak masyarakat yang rindu dengan Almanar,” kata Leader sekaligus pengelola Almanar, Heni Nuraeni Syam baru-baru ini.
Permintaan masyarakat untuk pentas, juga masih banyak. Mereka masih merindukan lagu-lagu yang dikeluarkan Almanar. Tawaran untuk manggung bukan hanya muncul di Indonesia saja, tetapi juga muncul dari Hongkong dan Bruneydarussalam. Hanya saja tawaran itu masih belum bisa terpenuhi.
“Kalau ke Jampang Surade itu rutin tiap tahun, namun untuk yang luar negeri belum bisa dipenuhi padahal permintaanya ada,” jelasnya lagi.
Qasidah Modern Almanar, begitu tenar pada tahun 1990 silam. Group musik khas Islami yang memiliki home base di Jln AH Nasution, km 09 Nomer 194 Kelurahan Cipari, Kecamatan Mangkubumi, Kota Tasikmalaya itu sangat terkenal di kawasan Priangan timur. Hampir setiap hari lagu-lagu Almanar di putar di radio-radio yang ada di Kota Tasikmalaya itu.
Album yang tersohor saat itu diantaranya, Gema Azan, Gema Wahyu, Penunjuk Jalan dan album Sahabat Karib. Bahkan untuk Album Sahabat Karib ini sempat menjadi musik rakyat saat itu. Hampir semua anak remaja tahu lagu tersebut, hingga pihak Almanar pun membuat Sahabat Karib sampai tiga Album, yakni Sahabat Karib dua dan Sahabat Karib tiga.
“Sahabat Karib itu lagu kesukaan saya dulu, setiap hari selalu mendengar lagu itu di radio,” kata Ade Heri (37) penggemar Almanar warga Tamansari.
Kata dia, lagu-lagu religi Almanar begitu dekat dengan telinga, syairnya mudah di mengerti dan memang enak di dengar. Heri mengakui saat itu usianya belasan tahun. Dan hampir semua anak seusianya menggandrungi lagu-lagu Almanar.
Herman (37) warga lainnya mengaku sangat suka dengan lagu-lagu Almanar terutama lagu Sahabat Karib. Karena lagu itu pernah menjadi lagu wajib saat lomba-lomba nyanyi yang digelar di sekolah dan kegiatan Pramuka tingkat Kabupaten Tasikmalaya.
“Sahabat Karib itu lagu yang sangat terkenal saat saya masih di MTs dulu, karena ini lagu wajib setiap perlombaan,” jelasnya. Ia juga menceritakan saat itu dirinya ikut Lomba Tingkat Gerakan Pramuka tingkat Kabupaten Tasikmalaya yang digelar di Bojong Salawe Parigi sekitar tahun 1994. Lagu wajib untuk ikut lomba nyanyi adalah Sahabat Karib dan hampir semua tenda memutar lagi tersebut.
Heni Nuraeni Syam mengakui, lagu Sahabat Karib yang masuk pada album ke 6 Almanar hingga saat ini masih mendapat tempat di hati masyarakat. Banyak masyarakat yang minta lagu tersebut. “Sekarang permntaanya sangat banyak, salah satu lagu yang banyak diminta ya itu Sahabat Karib,” jelasnya. (Abdul Latif/Erni)***