Ramadhan Momentum Kesatuan Umat

RELIGI41 views


Oleh : KH Achef Noor Mubarak
Ketua MUI Kota Tasikmalaya

Persatuan Umat selalu didengungkan oleh siapapun. Terbaru ketika merespon kasus Ahok, jutaan Umat Islam berbondong-bondong ke Jakarta menuntut penegakan hukum terhadap Gubernur DKI Jakarta itu.

Pro kontra pun tetap ada. Ada yang berpandangan Ahok tidak menistakan Alquran, sampai akhirnya Pengadilan memutuskan Ahok bersalah dan dihukum pidana dua tahun penjara.

Meski demikian, bukan hanya kasus Ahok yang disatu sisi membangkitkan persatuan Umat, disisi lain pun persatuan dan kesatuan Umat Islam masih sukar diwujudkan. Salah satunya tentang perbedaan dalam furu’iyah atau cabang dalam masalah fikih masih menjadi alasan umat terbelah bahkan saling bermusuhan.

Contoh untuk penentuan awal Ramadhan dan awal Syawal, jumlah rakaat Tarawih, qunut tarawih dan subuh, masih dijumpai sesama muslim tidak saling sapa. Padahal soal tersebut tidak menyangkut masalah ushul (urusan pokok keagamaan), sehingga energi umat tidak habis sia-sia.

Maka tibanya Ramadan ini harus bisa jadi momentum umat Islam dalam meneguhkan kembali persatuan, sesuai firman Allah SWT dalam QS Al-Baqarah: 183, “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kalian berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian agar kalian bertakwa.” 

Ayat diatas jelas menyiratkan spirit persatuan dan kesatuan Umat Islam untuk melaksanakan Puasa dibulan Ramadan. Bahwa puasa berlaku untuk semua orang-orang beriman, tanpa terkecuali, bukan pada individu tertentu dan harus dilakukan secara serentak.

Tidak mengherankan memang, setiap kali Ramadan datang, sipapun mendapatkqn nuansa persatuan begitu kental di segenap penjuru negeri umat Islam. Mereka bersatu padu melaksanakan ibadah puasa secara semarak yang ditandai ramainya Masjid-masjid dengan kegiatan Ibadah.

Banyak yang bersedekah dan makanan melimpah ruah yang semua ini diilhami spirit perintah Allah SWT atas wajibnya orang mukmin berpuasa.

Tak hanya itu, dalam sejarah emas umat Islam, kemenangan-kemenangan besar terjadi di bulan Ramadan. Perang Badar Kubra, pembebasan kota Makkah, perang Buaib, pertempuran Ainun Jalut, pembebasan Andalusia, pertempuran Zallaqah, pertempuran sepuluh Ramadhan di Mesir (baca: Kubra al-Maārik wa al-Futuhāt al-Islāmiyah, Karya: Muhammad Said Mursi), bahkan kemerdekaan RI pun terjadi di bulan Ramadhan. Dan ini jadi cermin dalam memupuk persatuan umat.

Dengan demikian, melalui Ramadhan mari bersama menyemai kembali persatuan. Memupuk lagi persaudaraan dan kesatuan umat. Melalui Ramadhan, kita rajut kembali persatuan umat. Karena, hanya dengan persatuan umat, maka potensi kaum Muslimin yang terserak-serak akan menjadi satu energi besar yang dapat menjadikan umat Islam bukan saja berkuantitas, tetapi juga berkualitas. Saatnya kita merebut momentum Ramadan untuk menjadi khairu ummah (sebaik-baik ummah) sesuai Firman Allah SWT dalam Alqur’an, Surat Ali Imran ayat 110.

Marhaban Ya Ramadan.