BEKASI, (KAPOL).- Sebanyak 180 kepala desa (Kades) di Kabupaten Sumedang, menghadiri Jambore Desa (Jade) yang digelar di Jababeka Desa Pasirsari, Kec. Cikarang Selatan, Kab. Bekasi, Senin (12/12/2017).
Kegiatan yang dilaksanakan hingga Selasa (13/12/2017) tersebut, diselenggarakan Pemprov Jabar dan dihadiri sebanyak 5.312 kades dan para lurah berjumlah 6.44 orang se-Jabar.
Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (PMD) Kab. Sumedang, H. Teddy Mulyono mengapresiasi acara tersebut yang tujuannya untuk mewujudkan inovasi para kades.
“Bagus sekali, diantaranya ada kegiatan yang memunculkan testimoni beberapa desa yang berhasil,” kata Teddy kepada “KP”, di Bekasi.
Disana pun, kata dia, ada penjabaran UU Nomor 6 Tahun 2014 terkait membangun desa dari pinggiran.
Silaturahmi dengan kades dari kab/ kota lain itu pun, kata dia, cukup bagus yang dinilai selama ini kebersanaan mereka belum terjalin dengan kuat.
“Ini luar biasa, ada penampilan kesenian, diskusi dan memang model itu perlu dicontoh dalam kontek kegiatan di kabupaten,” ujarnya.
Insya Allah, kata dia, di Sunedang akan ada kegiatan kemah kepala desa yang nantinya akan ada arahan soal penguatan desa.
Diharapkan, para kades bisa pulang membawa oleh-oleh berupa hasil tukar pikiran dengan kades lainnya di jabar yang berprestasi.
Semoga terinspirasi terkait bagaimana memanfaatkan dana di pusat, bagaimana bisa menggali pendapatan desa serta mengelola keuangan desa yang berpihsak ke masyarakat.
Bahkan, kata dia, kepala desa nantinya terpicu menekan kemiskinan dan mendongkrak pendapatan asli desa.
“Pengalaman ini, harus jadi bahan pemikiran kades yang dituangkan dalam RPJMdes yang berujung bisa mempasilitasi pemberdayaan ekonomi masyarakat dan diharapkan semua desa memiliki bumdes,” ujar Teddy.
Memang, kata dia, ada beberapa desa di Sumedang yang sudah berinovasi dan kini tak terlalu mengandalkan bantuan pemerintah.
Mereka memiliki inovasi dalam mengolah produk unggulan desa, menambah pendapatan desa dan desanya bisa memfasilitasi masyarakat baik itu untuk rutilahu dan raskin.
“Semoga asosiasi kades ditingkat kecamatan berinovasi yang sudah tentu jerja bareng PMD. Kendatai itu, bupati pun harus bisa bersama sama menguatkan harapan itu. Agar, desa menjadi negerinya sendiri dan tak ada lagi warga yang bekerja ke kota, tapi tetap berusaha di desa,” katanya.
Sehingga, ucap dia, peran pemerintah pun harus hadir, agar desa memiliki daya tarik dan kades tetap semangat dalam membangun desa.
Sementara, Ketua Apdesi Kab. Sumedang, Andre Yansyah Muhtar mengatakan, Jamde kali pertama digelar di Indonesia.
Jade, kata dia, dikaitkan dengan evaluasi pelaporan para kades dalam penggunaan bantuan keuangan infrastruktur pedesaan dan sebagainya.
Agenda Jade, kata dia, diantaranya ngaliwet bersama kades/lurah bareng Gubernur dan Wakil Gubernur Jabar, H. Ahmad Heryawan – Dedy Mizwar.
Bahkan, disana ada tampilan kesenian khas dari masing-masing kab/kota.
Acaranya, kata dia, defile peserta, tampilan kesenian, pameran bursa inovasi desa, ada lomba cerdas cermat implementasi UU Desa dan ada forum diskusi.
“Ini positif, upaya membangun kebersamaan yang juga menjadi sarana tukar pikiran para kades se-Jabar,” ucapnya.
Dalam diskusi, kata dia, membahas tindak lanjut dari kegiatan sarana prasarana Provinsi Jabar yang diberikan ke seluruh desa.
Ia mengatakan, itu menindak lanjuti surat undangan Gubernur Jabar yang disampaikan ke Kab. Sumedang.
Tampaknya, kata dia, para kades menyambut baik undangan itu PMD mengapresiasi.
“Momen tepat, disaat para kades itu “jarang piknik”, sehingga melalui Jade itu, mereka bisa menyerap ilmu terkait kemajuan desa lainnya di Jabar, yang juga kades bisa liburan,” ujarnya.
Kendati biaya dibebankan ke masing-masing kades, kata dia, rupanya kades pun cukup antusias ikut serta dalam acara Jade.
Alhamdulillah, kata dia, banyak kades dari Sumedang yang bisa hadir.
Mereka beralasan jika kegiatan itu akan menghasilkan manfaat yang luar biasa yang dikemas dalam momen silaturahmi.
“Tampilan kesenian, Sumedang mementaskan kuda renggong,” katanya. Pentas seni kuda renggong Sumedang itu, tampaknya menarik perhatian ribuan peserta Jambore Desa (Jade),” katanya didampingi sekertaris Apdesi Sumedang, Pipin.
Pantauan KAPOL, kesenian khas Sumedang itu, tampak dijadikan objek swafoto para peserta Jambore Desa yang datang dari seluruh kab/kota se-Jabar.
Bahkan, terlihat sejumlah “kuwu” dari beberapa kab/kota di Jabar, menunggangi kuda yang juga berswafoto.
Andre menambahkan, itu luar biasa, para kades bisa bertukar informasi dan pikiran soal program desa bersama para kades yang dianggap desanya termaju dan dinyatakan berhasil.
Gubernur Jabar, H. Ahmad Heryawan mengucapkan selamat atas acara jambore desa teraebut.
Ia berpesan bahwa desa harus maju dan potensi desa harus terkelola dengan baik.
“Bicara soal pengeloalaan lahan itu, harus meniru Sudan dan maroko. kendati peradabannya lebh rendah, tapi mampu mengelola lahan dengan baik,” ujarnya.
Disana luar biasa, kata dia, tak ada lahan yang tak dimanfaatkan dengan baik.
Semoga, kata dia, ketersediaan pangan yang sempurna bisa membuat masyarakat Jabar menjadi lebih nyaman.
Jabar itu subur dan lebih hebat dari Sudan dan Maroko serta pengelolaan desa-nya pun disana cukup luar biasa dan warganya makmur.
“Harus meniru, bagaimana kades membangun desa agar menjadi super power agri bisnis,” ucapnya.
Wagub Jabar, H. Dedy Mizwar laporan program penerimaan anggaran ke desa dan desa sekarang memasuki babak baru sebagai subjek pembangunan.
“Spirit membangun desa dari pinggiran, dicanangkan nawacita Presisen RI Jokowi, desa tak lagi dipandang lemah miskin dan terbelakang atau primitif,” katanya.
Ia berharap, pandangan teraebut dihapus dan itu alasan Jade digelar agar semua bisa belajar dari desa yang maju, sehingga nanti masyarakatnya tak bisa dibodohi lagi.
“Setiap pembangunan desa harus ada infut dan income, sehingga sangat perlu ada pendamping desa, agar jangan sampai kades takut dalam mengelola anggaran dari pemerintah,” ujarnya. (Azis Abdullah)***