DEPOK, (KAPOL).- Ketua Presidium Komite Nasional Gerakan Budaya dan Jatidiri Bangsa (KNGBJB), Hendry Yatna memandang Pancasila sebagai dasar negara kita sudah sangatlah sempurna untuk menjadi pegangan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
“Sebagai sebuah bangsa yang sejatinya selalu menjunjung tinggi nilai-nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kemusyawarahan dan keadilan, seharusnya bangsa Indonesia menjadi sebuah bangsa yang sejahtera, mandiri, damai dan sentosa,” katanya saat menggelar diskusi terarah di Hotel Bumi Wiyata Kota Depok, Jalan Margondaraya kota Depok, Rabu (20/12/2017).
Hendry menuturkan tumbuh dan berkembangya paham-paham seperti komunisme, sosiaslisme, liberalisme, kapitalisme dan teologisme di tengah-tengah masyarakat Indonesia adalah sebuah kenyataan yang tidak terbantahkan. Paham-paham tersebut tidak hanya menjadi sebuah kajian ataupun kekayaan ilmu yang dimiliki oleh masyarakat, tetapi sudah menjadi sebuah pergerakan berbahaya yang bertujuan menggeser ideologi bangsa Indonesia yaitu pancasila.
“Bahwa paham-paham tersebut masuk kedalam kehidupan masyarakat Indonesia dengan merusak budaya dan jatidiri bangsa Indonesia yang sesunguhnya, pergerakan paham tersebut menggunakan pola gerakan radikal dengan meniadakan rasa kemanusian untuk mencapai tujuan,” tuturnya.
Pancasila, kata dia, menjadi ideologi bangsa, yang digali oleh para pendiri bangsa ini dari nilai-nilai yang telah ada dalam sendi kehidupan masyarakat Indonesia selama berabad-abad lamanya. Nilai tersebut telah menjadi budaya, nilai-nilai tersebut adalah jatidiri bangsa sesungguhnya yang kini mulai mumudar.
“Oleh karena itu perlu adanya sebuah perlawanan, yaitu sebuah gerakan yang dilakukan oleh seluruh masyarakat Indonesia, bersama membangun perlawanan kepada paham-paham yang telah dan ingin merusak budaya dan jatidiri bangsa, sehingga kembalinya identitas bangsa kita,” katanya.
Menurutnya, untuk mengembalikan budaya dan jatidiri bangsa Indonesia tersebut, kami akan melakukan sebuah gerakan nasional pengembalian budaya dan jatidiri bangsa yang terstruktur, sistematis dan masif, sehingga sebuah tatanan masyarakat yang Pancasilais dapat terwujud ditanah air tercinta ini.
“Dan demi rasa kemanusiaan, demi rasa keadilan, serta demi amanat UUD ’45, bahwa penjajahan diatas muka bumi harus dihapuskan, maka kami turut mendukung Deklarasi KTT OKI di Istambul yang dihadiri oleh 57 negara, termaksud Negara Indonesia yang dengan tegas menyatakan bahwa Yerusalem adalah Ibu Kota Negara Palestina,” ujarnya.