Rektor IAILM: Islam dan Kebangsaan Tidak Bisa Dipertentangkan

EDUKASI27 views

TASIKMALAYA, (KAPOL).-Islam dan kebangsaan tidak bisa dipertentangkan. Empat dasar negara yakni, Pancasila, Undang-undang 45, Bhineka Tunggal Ika dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sudah final.

Hal itu ditegaskan oleh Rektor Institut Agama Islam Latifah Mubaroqiyah (IAILM) pada ceramah keagamaan yang dilaksanakan IAILM di Suryalaya Rabu (24/5/2017).

“Abah Sepuh dan abah Anom telah menanamkan tareqath, kasundaan dan keindonesiaan. Tareqath qodiriyah naqsyabandiyyah telah banyak menyadarkan orang-orang dari paham PKI dan DI/TII,” jelas Iwan R Prawiranata dalam ceramah yang mengambil tema “Implementasi Ajaran Islam Sebagai Agama Rahmatan Lil”alamien Untuk Memperkokoh Persatuan & Kesatuan Bangsa”.

Ceramah yang menghadirkan, Ketua Umum LDTQN DR. Ajid Thohir, M.Ag, Wakil Rektor I IAI LM Suralaya, Dr. H. Asep Salahudin, M.Ag., dan Komandan Propam Laskar MMI Wilayah Jawa Barat, Ustad Iri Samsuri mendapat sambutan luar biasa dari masyarakat yang menjadi peserta.

Ketua Umum LDTQN , Ajid Thohir menuturkan, pasca reformasi di Indonesia muncul serangan kapitalis global. Namun islam bisa mengimbangi serangan itu dengan ideologi yang sejuk.

“Islam yang berkembang dengan konsep ideologi sejuk, sudah dikembangkan di Indonesia sejak zaman wali songo, yaitu ahli sunnah waljamaah,” papar Ajid Thohir yang merinci pengertian dari temea Gerakan Kaum Tarekat dalam Menjaga NKRI.

Sasaran kelompok radikal, nilai dia, adalah orang-orang yang jiwanya kosong, kurang pemahaman agamanya.

Sementara, DR. Asep Salahudin M.Ag nara sumber lainnya, lebih membuka cakralawa para peserta. Ia mengatakan, sunda sebagai suku terbesar kedua di Indonesia telah mebuktikan diri menggerakan perlawanan kepada penjajah.

“Ajaran sunda banyak yang bisa menginspirasi untuk menengahi permasalahan bangsa. Seperti pepatah jangan asal bicara, dan lain sebagainya,” ucapnya Dr. Asep Salahudin, sat memaparkan materi “Budaya Politik Sunda”.

Komandan Propam Laskar MMI Wilayah Jawa Barat, Ustad Iri Samsuri menegaskan, jika orang islam tidak cinta NKRI, maka keislamannya perlu dipertanyakan “Jangan ceroboh dalam memahami dan menafsirkan alquran, harus didampingi, dibimbing oleh ulama yg mursyd. Karena bisa salah aplikasi dan menyalahartikan makna kalau dibaca tanpa bimbingan,” tegasnya saat memapatkan materi dengan tema Menjaga Ukhuwah Islamiyah.

Kegiatan yang berlangsung mulai pukul 09.00 WIB ini, melibatkan staf IAILM, unit kegiatan mahasiswa seperti BEM dan Menwa Kompi IAI LM Suryalaya, masyarakat sekitar Pondok Pesantren dan dihadiri perwakilan Kodim 0612/ Tasikmalaya dan dari Pemkab Tasikmalaya.

Ketua Panitia Ceramah Keagamaan DR. H. Asep Salahudin., M.Ag menerangkana, kegiatan ini, sebagai bentuk partisipasi dan tanggungjawab moral IAILM Suryalaya untuk menjaga keutuhan dan mendorong kemajuan bangsa dan negara. (Abdul Latif)***