Relawan Brigade 02 Tolak Penurunan Baliho, Dilakukan Panwascam

GARUT11 views

TARKI, (KAPOL).- Adu argumen yang nyaris diakhiri dengan adu jotos terjadi antara petugas Panitia Pengawas Kecamatan (Panwascam) Tarogong Kidul dengan Relawan Brigade 02.

Hal ini dipicu adanya rencana penurunan baliho yang dipasang Relawan Brigade 02 oleh petugas Panwascam bersama petugas Satpol PP di kawasan bundaran Simpang Lima, Tarogong Kidul, Selasa (7/5/2019) malam.

Informasi yang didapatkan, baliho yang akan diturunkan petugas Panwascam dan Satpol PP ini berisi tulisan hasil perolehan suara pemilihan presiden dan wakil presiden di Kabupaten Garut.

Dalam baliho juga terdapat gambar pasangan capres 01 dan 02 beserta perolehan suara di Garut.

Sejumlah relawan yang tak terima baliho yang telah dipasangkannya akan diturunkan berusaha mencegahnya.

Adu argumen antara petugas Panwascam dan relawan pun tak terhindari bahkan nyaris terjadi adu jotos.

Untung sejumlah anggota kepolisian datang ke lokasi dan langsung melerai kedua belah pihak.

Aksi penurunan baliho pun kemudian dilanjutkan oleh petugas Satpol PP.

Ketua Panwascam Tarogong Kidul, Geri Muzayyin membenarkan adanya keributan yang terjadi antara pihaknya dengan pihak Relawan Brigade 02.

Hal ini dipicu sikap relawan yang menurutnya menantang petugas Panwascam saat petugas akan menurunkan baliho.

Dikatakan Geri, sebelumnya pihaknya telah koordinasi dengan Polsek Tarogong Kidul terkait adanya pemasangan baliho pengumuman kemenangan capres-cawapres 02 di Garut tersebut.

Bahkan pihak Panwascam pun menerima laporan adanya pemasangan baliho tersebut dari Kapolsek Tarogong Kidul.

“Keputusan kami untuk menurunkan baliho tersebut sesuai intruksi dari Bawaslu RI, masyarakat harus menjaga kondusivitas sebelum ada pengumuman resmi dari KPU RI pada 22 Mei. Pemasangan spanduk yang bersifat mengklaim kemenangan, dikhawatirkan akan menimbulkan reaksi,” ujar Geri saat ditemui di kawasan bunderan Simpang Lima.

Dikatakannya, meskipun sudah dijelaskan oleh petugas Panwascam, akan tetapi dari pihak relawan tetap bersikukuh.

Akibatnya terjadi adu argumen yang nyaris berakhir dengan adu fisik antara kedua pihak.

“Kami sudah mencoba menjelaskan apa yang kami lakukan sesuai intruksi Bawaslu RI akan tetapi mereka malah menantang kami. Untung tak sampai terjadi bentrokan fisik karena keburu dilerai petugas kepolisian,” katanya.

Pemasangan baliho itu sendiri diakui Geri memang tak masuk dalam pelanggaran akan tetapi pihaknya lebih mempertimbangkan kondusivitas jika baliho tersebut dibiarkan terus terpasang.

Hal ini dikhawatirkan bisa memancing reaksi pihak lain sehingga bisa saja memicu terjadinya konplik.

Ketua Relawan Brigade 02, Yusuf Supriadi juga mengakui adanya keributan antara pihaknya dengan pihak Panwascam Tarogong Kidul.

Yusuf merasa heran dengan sikap petugas Panwascam yang bersikukuh untuk menurunkan baliho yang berisikan hasil perolehan suara capres di Kabupaten Garut.

“Apanya yang salah, kita hanya menyampaikan hasil pleno KPU Garut tentang hasil perolehan suara pilpres. Kenapa seolah-olah ada pihak yang takut dengan keberadaan baliho ini?,” ucap Yusuf.

Ia menjelaskan pemasangan baliho ini hanya bertujuan untuk
mengawal agar suara Pilpres yang diraih di Garut bisa utuh sampai di KPU RI.

Di Garut, Paslon nomor 02 berhasil menang telak dengan raihan 72,16 persen dan Paslon nomor 01 hanya meraih 27,84 persen.

“Kami hanya ingin kawal agar hasil pleno di kabupaten bisa utuh sampai di pleno provinsi hingga pusat. Tidak kurang satu suara pun,” katanya.

Karena merasa tak salah, Yusuf pun menegaskan pihaknya akan kembali memasang baliho serupa setelah nanti menyelesaikan adminsitrasi berupa pembayaran pajak.

Dengan keberadaan baliho itu diharapkan masyarakat akan tahu tentang hasil pleno.

“Kami akan urus masalah administrasinya dan setelah itu kami alan pasang kembali balihonya. Pemasangan baliho akan dilakukan di sejumlah titik yang tersebar di beberapa daerah di Garut,” katanya. (Aef Hendy)***