SUKASARI, (KAPOL).-
Sejumlah korban bencana alam pergeseran tanah di
Dusun Lampegan Babakan Kondang RT 01 RW 03 Desa Banyuresmi Kec. Sukasari Kabupaten Sumedang yang terjadi sekira 2014 lalu, mengaku bingung.
Karena, sampai saat ini relokasi dianggap tak jelas dan dianggap minim perhatian dari Pemkab Sumedang.
“Jika bantuan berupa kebutuhan pokok masyarakat (Kepokmas) memang ada. Namun, untuk masalah relokasi memang tak jelas,” kata tokoh masyarakat setempat, Adeng kepada KAPOL, Sabtu (25/6).
Didampingi Dedi warga setempat, Adeng membenarkan jika mereka pun sebagian masih menetap di lokasi bencana kendati ada korban yang kembali membangun rumah dan menetap di sodaranya.
“Mereka yang masih menetap, diduga terpaksa akibat tak memiliki biaya dan lahan baru untuk kembali membangun rumah,” tuturnya.
Dikatakan, dua kepala keluarga (KK) masih menetap di sekitar bencana yang tentu saja siap menghadapi resiko terjadi bencana susulan.
Kondisi sekarang, kata dia, lokasi bencana pergeseran tanah sekira 4 Hektare tersebut sudah lagi merupakan pergeseran tanah.
Namun, ujar dia menambahkan, retakan tanah pun sudah melebar dan tampak membelah.
“Diharapkan, ada solusi terbaik dari Pemkab Sumedang yang juga warga pun khawatir kembali ada bencana susulan,” ucapnya.
Ia mengatakan, sejumlah saluran irigasi pun tampak belum optimal pascabencana itu.
Sehingga, kata dia, dianggap tepat jika Pemkab Sumedang kembali menata saluran irigasi pasca bencana.
“Semoga, keluhan masyarakat menjadi prioritas untuk segera diimplementasikan melalui solusi yang tepat,” ujarnya. (Azis Abdullah)