BANJAR, (KAPOL).- lRencana impor beras sekira 500 ribu ton dari Tailand dan Vietnam pada awal tahun 2018 ini, diprotes Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Kota Banjar dan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Kota Banjar.
“Impor beras dipastikan merugikan petani Indonesia. Apalagi, dilaksanakannya berdekatan waktu panen raya yang menyisakan waktu sekitar 2 bulan lagi,” ujar Ketua HKTI Kota Banjar, Kusnadi.
Menyusul impor beras yang seringkali dilaksanakan jelang musim panen padi itu, dia merasa aneh.
Karena, peristiwa seperti itu berulang-ulang setiap tahunnya belakangan ini.
“Kami berharap keberadaan Bulog di masing-masing daerah bisa difungsikan maksimal. Mengantisipasi harga beras dipasaran yang terus melambung tinggi. Harga beras medium dipasaran sudah mencapai Rp 11.500 per kg. Berlatar itu, saatnya segera digelar operasi pasar itu,” katanya.
Ia mwngatakan, jika operasi pasar untuk menstabilkan harga beras tak dilaksanakan dengan berbagai alasan, termasuk tetap dilaksanakannya impor beras, dimungkinkan HKTI Banjar bersama kelompok tani Banjar menggeruduk Bulog Banjar dan Ciamis.
“Kami ingin tahu kondisi cadangan beras di Bulog Banjar dan Ciamis sekarang ini. Apa benar stok beras sudah menipis, seperti yang dijadikan alasan dilaksanakan impor beras selama ini,” ucap Kusnadi.
Ditempat terpisah, Ketua HMI Cabang Kota Banjar, Joko Nurhidayat didampingi Sekertaris Umum, Ramdani dan Bendahara, Mahmud Abdillah, mengakui, HMI Kota Banjar sudah melayangkan petisi Tri Tumbak (Tiga Tuntutan Mahasiswa Banjar Kota) ke Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) saat melakukan kunjungan kerja ke Kota Banjar, Selasa (16//1/2018).
Diantara isi petisinya, menuntut adanya ketahanan pangan yang bersumber dari sendi-sendi kekuatan rakyat. Yaitu, wujud kedaulatan rakyat yang sesungguhnya.
“Saatnya untuk menghentikan impor beras atau kebutuhan pokok masyarakat. Berikan ruang yang seluas-luasnya supaya para petani Indonesia mampu memproduksi kebutuhan pokok masyarakat, agar berhasil mengendalikan harga kebutuhan masyarakat,” ujar Joko. (D.Iwan)***