BANDUNG, (KAPOL).- Ribuan jamaah yang dominasi mengenakan pakaian serba putih memadati ruang selasar tertutup Masjid Raya Alu-alun kota Bandung, Jawa Barat pekan lalu.
Jamaah yang datang dari berbagai daerah di Jawa Barat dan Jabodetabek itu sengaja datang untuk menghadiri majelis Ilmu, muhasabah dan dzikir yang diselenggarkan Tarekat Idrisiyyah zawiyah (cabang) Bandung bekerja sama dengan DKM masjid raya Bandung dan TVRI Jabar.
Dalam kegiatan tersebut hadir pula jamaah pemirsa setia TVRI kajian tasawuf Serambi Islami yang sengaja datang dari kota Makassar, Cirebon, Cilacap dan wilayah lainnya.
Majelis yang mengusung jargon Roadshow sufi goes to Bandung mengangkat tema Tasawuf sebagai Pilar Membangun Peradaban Islam Akhir Zaman. Dengan narasumber utama Syekh Muhammad Fathurhman, M.Ag.
Sebagai narasumber tetap kajian tasawuf di TVRI, Syekh Fathurahman berkesempatan menyapa langsung pemirsa setianya untuk daerah Bandung dan sekitarnya. Ini menjadi pertemuan kopi darat antara pemirsa teve dengan tokoh yang selama ini hanya dilihatnya di layar kaca.
Di pandu oleh host TVRI Jabar , Encep Suryana, SH, majelis dibuka dengan pembacaan ayat suci Al Quran yang dilantunkan secara duet oleh Ustadz Muslih dan Ustadz Nurfaisal.
Dalam membuka tausiyahnya, Syekh Fathurahman menyampaikan betapa bernilainya hadir di majelis ilmu dan dzikir, majelis yang mampu mendatangkan malaikat Sayyarroh dan Allah membanggakannya di hadapan para malaikat.
“Majelis yang mampu memberikan rasa assakinah (ketenangan) dan hilang kegelisahan dalam hati,” katanya.
Syekh yang selalu tampil kamis shubuh di TVRI ini menuturkan, dalam membangun peradaban Islam haruslah melihat bagaimana awal Rosulullah SAW dulu membangun peradaban islam di Madinah, mencontoh aspek-aspek yang dibangun oleh Nabi Muhammad SAW kala itu.
“Sebelum membangun aspek-aspek sosial, kemasyarakatan, pendidikan, ekonomi, hukum dan lainnya, maka yang harus dibangun adalah jiwa manusia. Untuk itu ada 3 kartu AS dalam ilmu tasawuf dalam prosesnya membangun jiwa manusia. Yang pertama Tazkiyatun nafs yaitu proses pembersihan jiwa, kemudian Tasfhiyatul Qolb adalah proses penjernihan hati dan yang ketiga Tahdzibul Akhlaq yaitu membangun akhlak yang mulia. ” ujarnya menjelaskan.
Lebih lanjut, pimpinan pesantren Idrisiyyah Tasikmalaya itu mengatakan untuk dapat mengamalkan 3 kartu AS itu tidaklah instan, ada proses yang membutuhkan waktu, mujahadah (kesungguhan), disiplin dan riyadhoh (latihan) secara kontinyu, serta yang paling penting adalah adanya guru pembimbing baginya.
Dalam kesempatan itu jamaah diajak berpartisipasi melaui games ringan dan sesi tanya jawab yang mengundang tawa ringan para jamaah. Itu dilakukan agar jamaah bisa tetap fokus saat mencerna tausiyah yang diberikan oleh Syekh.
Di penghujung acara ribuan jemaah yang hadir larut haru dan khusyu dalam muhasabah, mengintrospeksi diri dari dosa-dosa yang pernah dilakukan, dan bertaubat memohon ampun kepada Allah subhanhuwata’ala. Menatap hari esok dengan semangat baru dalam beribadah kepadaNya. Dan saat Syekh berdoa hampir semua jemaah menangis saat mengaminkan doa. (Kapol/Rilis)***