Rijalul Ansor Kab. Tasik Fokus Cetak Da’i Toleran dan Nasionalis

KALANG52 views


SINGAPARNA, (KAPOL).- Sebagai Badan Otonom milik Nahdlatul Ulama, GP Ansor memiliki banyak anggota yang beragam profesi. Mulai dari advokat, guru madrasah, ajengan atau ustadz, guru SD, PNS termasuk penceramah atau da’i. 

Khusus untuk da’i atau penceramah, GP Ansor memiliki wadah sendiri yang diberi nama Rijalul Ansor. Rijalul Ansor ini merupakan organisasi sayap di internal GP Ansor yang mewadahi anggota-anggotanya yang ingin fokus di bidang kajian keilmuan dan dakwah.

Di Kabupaten Tasikmalaya, pengurus Rijalul Ansor tengah fokus membuat gerakan baru, yakni mencetak da’i-da’i toleran dan nasionalis. 

Ketua PC Rijalul Ansor Kabupaten Tasikmalaya, Kyai Aa Fuad Mukhlis mengatakan fenomena yang terjadi hari ini tak jarang ruang-ruang dakwah diisi oleh da’i-da’i yang cendrung mengumbar kebencian pada golongan tertentu.

Bahkan, kata Aa, dakwah yang seharusnya menjadi media tabligh dan tholabul ilmi berubah menjadi media provokasi terhadap golongan lainnya yang dianggap tidak sefaham.

“Mereka yang tidak sefaham dianggap kafir dan sebutan-sebutan kasar lainnya. Dan itu banyak kita temukan di lapangan,” kata Aa.

Jika dibiarkan dan tidak ditanggapi dengan serius, kata Aa, tidak menutup kemungkinan media dakwah justru akan banyak menimbulkan masalah. Terlebih yang mengarah pada perpecehan dan konflik antar sesama anak bangsa.

Untuk itu, lanjut Aa, lewat wadah yang dipimpinnya, ia dan pengurus Rijalul Ansor Kabupaten Tasikmalaya lainnya akan fokus mencetak da’i-da’i toleran dan nasionalis. Pasalnya, kata Aa, antara agama dan negara saling berkaitan dan tidak bisa dipisahkan.

“Para da’i ini kita arahkan untuk menyampaikan hal-hal yang cenderung mempererat dan memperkuat persatuan umat. Tidak ada yang saling menebar kebencian atau menjelek-jelekan golongan tertentu. Sederhananya yang toleran dan nasionalis,” kata Aa.

Terlebih, kata Aa, tak jarang da’i-da’i di Rijalul Ansor ini turun masyarakat dan diminta untuk mengisi majlis-majlis ilmu dan pengajian. Bahkan beberapa di antaranya ada yang jam terbangnya sudah melewati batas kota dan kabupaten di sekitar Kabupaten Tasikmalaya. (Imam Mudofar)