GARUT, (KAPOL).- Akibat dana bantuan dari Pemerintah Daerah Kabupaten Garut tak kunjung cair, pengurus KONI Kab. Garut, terpaksa “nganjuk ngahutang” gadaikan BPKB mobil pribadi untuk membiayai beberapa cabang olahraga (cabor) yang harus mengikuti babak kualifikasi (BK) Porda Bogor 2018 pada Desember tahun ini.
Sekretaris II Koni Garut, H.Rizal Syam, menjelaskan ada 24 cabor yang wajib ikut BK.
Dari 24 cabor ini berpotensi meraih medali mas. Celakanya, jika tak ikut BK mereka tak bisa ikut Porda.
“Makanya kita berupaya mencari dana talangan dengan cara pinjam uang ke berbagai pihak. Saya sendiri pinjam uang dengan jaminan BPKB dan cek. Pinjam ke Koperasi, bahkan ada juga yang pinjam uang berbunga,” ucap Rizal.
Selain pinjam uang dengan menggadaikan BPKB, lanjut Rizal, pengurus ini Koni lainnya terpaksa iuran sebelum bantuan dari Pemkab Garut cair, seperi iuran dari Ato Hermanto (Ketua Koni), Abdusy Syakur Amein (Rektor Uniga), Deden Rohim (Ketua PSSI Garut), Yadi Solihin (Pengurus Koni), dan pengusaha lainnya.
Risal menuturkan, sebelumnya pengurus Koni sudah mengadakan pertemuan dengan Bupati Garut Rudy Gunawan mengenai semua kebutuhan cabor untuk mengikuti babak kualifikasi.
Bahkan, di depan pengurus Koni di ruang Pamengkang, Bupati sempat langsung ngontak pengelola BPR Garut, agar memberikan dana pinjaman untuk Koni.
Ternyata persyaratannya sama saja dengan pinjaman untuk pribadi. Selain bunganya besar juga dipotong untuk administrasinya saja lebih Rp 16 juta-an, siapa yang akan bayar.
“Ari kudu cara kieu mah teu kudu ka BPR nginjeum weh ka bank lain, ari sugan teh di telepon ku Pak Bupati mah rek babari. Ari gening teu,” kata Rizal Minggu (17/12/2017) petang.
Ia juga menyayangkan pernyataan Bupati di media massa, bahwa uang untuk BK sudah cair.
Dampaknya sejumlah cabor yang belum BK langsung menanyakan uang dari Pemda itu ke Koni.
“Karena Pak Bupati memgatakan dana dari Pemda itu sudah cair, kami dimarahin pengurus cabor, karena dikira tak dikasih ke mereka. Padahal apa yang dikatakan Bupati itu tidak terbukti. Sebab ketentuan bank nya seperti itu, tapi tetap kita tidak bisa menyalahkan bank,” ujarnya.
Rizal menceritakan, dalam proses rencana pinjaman ke bank BPR itu sempat adu argumentasi di antara pengurus.
Bahkan, beberapa pengurus juga sempat menyerahkan BPKB mobilnya masing-amsing.
Hanya saja, dalam proses itu ada beberapa pengurus yang menentang rencana pinjaman ke Bank tersebut. Termasuk juga ada masukan yang berencana perihal persiapan Porda ini akan diserahkan saja ke Pemerintah.
“Wah pokokna mah pertemuan alot sampai ada yang mengusulkan untuk mengundurkan diri dan menyerahkan persoalan persiapan ini ke Pemda. Untung Pak Ato, Pak Syakur, Pak Deden Rohim, Pak Yadi Solihin rela mengeluarkan uangnya untuk membantu persiapan Porda ini. Kalau tidak ada mereka, Wah saya juga tidak tahu harus bagaimana. Kieu gening Pemda Garut teh,” kata nya.
Rizal menuturkan, apa yang diinginkan oleh Bupati untuk menghimpun dana (Fundraising) dari berbagai pihak termasuk pengurus KONI sebenarnya sudah dilakukan sejak lama.
Menurut Rizal, dari hasil pinjam sana sini serta iuran pengurus Koni itu, sebagian cabor sudah ikut BK dan sisanya masih menunggu dana.
“Alhamdulillah dengan upaya pengurus Koni sebagian cabor sudah ikut BK. Sampai akhir Desember nanti masih ada 9 cabor yang harus ikut BK,” tutur Rizal, didampingi pengurus cabor silat, Agus Mulyana.
Disebutkan Rizal, dari 37 cabor yang akan diikuti Garut pada Porda nanti, 28 cabor di antaranya sudah melakoni BK dan hanya sepak bola dan Bola Volli yang tidak lolos.
“Pengurus Koni berharap Pemkab Garut lebih serius memperhatikan perkembangan olahraga di Kab. Garut. Sebab berdasarkan peraturan yang berkewajiban menyediakan dana untuk Porda ini adalah Pemerintah,” ujarnya. (Dindin Herdiana)***