Rudy Gunawan : “Aneh, Informasi Teh Beut ti Wartawan Wae, Mana Kades?”

SOSIAL21 views

GARUT, (KAPOL).- Rasa heran tergambar jelas di raut wajah Bupati Garut, Rudy Gunawan, dengan munculnya pemberitaan tentang kehidupan getir yang dialami Sutrisno (13) alias Fadil yang harus berjualan kerupuk demi menghidupi ibu dan adiknya.

Bupati menyesalkan tidak adanya laporan dari pemerintahan setempat seperti desa dan kecamatan terkait hal itu.

“Saya itu aneh, kok informasi teh ti wartawan we lain ti kepala desa. Ka mana atuh kepala desana?,” ujar Rudy dengan nada heran saat ditemui seusai menghadiri kegiatan Pembekalan Kepariwisataan Aparatur Daerah di Fave Hotel, Jalan Cimanuk, Senin (4/12/2017).
Diakui Rudy, dirinya mengetahui ada anak yang setiap harinya harus berjalan hingga belasan kilometer hanya untuk berjualan kerupuk, setelah membaca berita di sejumlah media, Senin pagi.

Diapun sangat menyesalkan hal itu dan turut prihatin dengan nasib yang dialami anak tersebut.

“Ya tadi pagi saya baca beritanya di koran. Ya Allah, kasihan sekali. Saya sangat menyesalkan hal ini,” komentarnya.

Rudy berjanji akan segera datang ke rumah anak tersebut dan memberikan bantuan. Dia pun langsung menanyakan alamat tempat tinggal anak tersebut kepada wartawan.

Selain bantuan program perbaikan rumah kepada Fadil sekeluarga, tutur Rudy, sejumlah bantuan pun diharapkan bisa meringankan beban Fadil.

Apalagi Fadil juga kini telah putus sekolah karena alasan terentu.

Tanah Cari Desa
Kepedulian terhadap Fadil dan keluarganya juga ditunjukan oleh Kepala Desa Hegarsari, Kecamatan Kadungora, Nono.

Dia menyatakan bersedia memberikan bantuan berupa tanah carik desa agar fadil dan keluarganya bisa memiliki tempat tinggal yang lebih layak.

“Kami siap kasih tanah carik asalkan ada yang mau membangunkan rumahnya. Yang saat ini paling dibutuhkan adalah bantuan berupa tempat tinggal,” kata Nono.

Menurut Nono, saat ini posisi tempat tinggal Fadil memang berada di wilayah Desa Kadungora. Namun hal itu tak menyurutkan niat baiknya untuk memberikan bantuan dengan alasan dirinya sangat terkesan dengan perjuangan Fadil selama ini.

Nono mengungkapkan, dulu Fadil dan ibunya pernah mengontrak rumah di desanya. Namun uang kontrakan tak dibayar selama enam bulan sehingga Fadil dan keluarganya harus angkat kaki dari Hegarsari setelah diusir pemilik kontrakan.

Nono mengaku tak mau melihat Fadil terlantar sehingga dia akan membantu memberikan bantuan berupa tanah carik desa. Apalagi saat ini ibu kandung Fadil tengah mengandung dengan usia kehamilan 5 bulan dan Fadil juga punya seorang adik yang masih balita.

Namun yang menjadi kendala, lanjut Nono, pihaknya tidak mampu untuk membangunkan rumah karena kendala anggaran. Ia berharap ada bantuan bagi pembangunan rumah Fadil dari pihak lain.

Tenaga Kesejahreraan Sosial Kecamatan (TKSK) Kadungora, Niken, mengaku jika sebelum ramai pemberitaan pihaknya sudah melakukan survei kepada keluarga Fadil. Pihaknya pun sudah berencana agar Fadil bisa kembali bersekolah.

“Kami berharap ada yang peduli. Terutama bisa membuatkan tempat tinggal,” ucap Niken.

Bahkan tambah Niken, dirinya pun telah berkoordinasi dengan Kepala Desa Hegarsari. Jika nanti ada yang membantu membangunkan rumah di Hegarsari, ia sudah meminta agar Fadil dan keluarganya menetap di lokasi tersebut.

“Biar nanti kartu keluarganya juga dipindah ke Hegarsari. Nanti mau saya urus sama pak Kadesnya,” katanya.

Niken juga berharap agar Fadil bisa kembali belajar. Meskipun tak sampai tamat SD, Fadil bisa mengikuti ujian Paket A agar mendapatkan ijazah SD sehingga bisa melanjutkan pendidikan ke tingkat SMP. (Aep Hendy S)***