Sabak Percisa Kenalkan Karya Literasi Audiovisual

EDUKASI55 views
Vudu Abdul Rahman didampingi assisten sutradara Bagus Framerius tengah membagikan inspirasi literasi yang telah mereka tuangkan dalam sebuah film berjudul Tatalu.***

TASIKMALAYA, (KAPOL).-Satuan petugas Gerakan Literasi Sekolah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mengundang Vudu Abdul Rahman untuk berbagi inspirasi literasi sekolah dengan karya audiovisualnya.

Dalam dialog literasi sekolah yang mengangkat tema, “Sekolah sebagai Taman Literasi” yang dipandu Wien Muldian menegaskan bahwa pembiasaan 15 menit membaca di seluruh sekolah di Indonesia diharapkan dapat berjalan sebagai jembatan pembiasaan minat dan budaya baca.

Persoalan minat baca rendah menurut penelitian lembaga dalam dan luar negeri tidak perlu dibahas lagi. Pemecahan masalah agar minat baca warga sekolah dan masyarakat lebih penting ketimbang meratapi urutan yang bergeser dengan peningkatan yang sangat lambat.

“Konsep sarasehan literasi sekolah ini diharapkan dapat dikembangkan oleh berbagai komunitas demi literasi menyerap ke berbagai sudut kehidupan hingga melahirkan pembelajar sejati,” pungkas Wien Muldian, Satgas GLS Kemendikbud.

Sofie Dewayani sebagai pemandu inspirasi sekolah dalam berbagi cerita dan putar Film Tatalu karya literasi audiovisual Sabak Percisa Tasikmalaya menyampaikan bahwa film yang sangat menginspirasi ini terwujud karena kepekaan seorang guru dalam membaca celah kreativitas seorang anak autis. “Jika orang lain memandangnya sebagai masalah, saya menganggapnya sebagai celah,” ungkap pengagas Sabak Percisa, Vudu dalam diskusi.

Film berjudul Tatalu adalah kampanye dalam pendidikan yang memberi pemecahan masalah dalam menghadapi anak-anak autis. “Film ini adalah cermin karena para pelakunya adalah para penonton itu sendiri, mereka berada di posisi memberi ruang atau menyempitkannya terhadap anak-anak seperti ini,” jelas Vudu yang saat ini mengajar di SD Perumnas Cisalak tersebut.

Film Tatalu yang disutradarai Vudu Abdul Rahman dengan assisten sutradara Bagus Framerius dan Kamera Alan Kelana produksi Sabak Percisa, tampaknya menjadi daya tarik tersendiri. Sebuah film sederhana yang mengisahkan sebuah proses panjang dalam membaca celah kreativitas seorang anak autis yang sering memukul-mukul meja di kelas.

Film tersebut membuka mata para peserta yang hadir di Perpustakaan Kemendikbud yang berkapasitas 100 orang. Undangan yang hadir dari berbagai kalangan, mulai orang tua peserta didik, guru setiap jenjang pendidikan, pegiat literasi, penerbit buku, penulis, dan pakar pendidikan.

Sebuah acara pertemuan seluruh elemen yang membahas literasi dari berbagai sisi ini merupakan pelaksanaan pertama kali oleh Satgas GLS Kemendikbud. Acara yang dibuka penampilan Rumpaka Percisa feat Baroedak Tangkal Kopi dengan musikalisasi puisi ini cukup menggetarkan emosi para undangan yang hadir. Puisi “Anak-anak Sunyi” karya Vudu Abdul Rahman dan “Kepada Adik” karya Nero Taopik Abdillah ini dilagukan oleh Inggri, seorang mahasiswa jurusan bahasa dan sastra Indonesia UPI Bandung. Sedang para pemusik yang memainkan instrumen, yaitu Gege (Kajoon), Janz (Kasaba), Agung Kustriadi (Deklamator). Sebuah kolaborasi yang sangat harmonis dan mengundang keharuan para tamu yang hadir karena merepresentasikan keadaan sosial, pendidikan, dan keluarga yang miris.

Menurut Vudu, literasi memang bukan semata persoalan baca-membaca. “Tetapi literasi ini persoalan mengasah kepekaan indera. Maka itu istilahnya kemarin kita datang ke Sarasehan Literasi Sekolah, mengenalkan karya literasi audiovisual,” bebernya. (Astri Puspitasari)***