GARUT, (KAPOL).- Setelah sekitar dua pekan tak terdengar kabar adanya warga Garut yang terserang difteri, kini kabar adanya warga yang terserang virus membahayakan tersebut kembali muncul.
Sedikitnya delapan warga Garut dan satu di antaranya perawat, dirawat di Rumah Sakit Umum (RSU) dr. Slamet Garut karena terkena virus difteri.
Adanya delapan pasien difteri yang dirawat di RSU dr. Slamet Garut, dibenarkan petugas jaga Ruang Puspa Utama RSU dr. Slamet Garut, Yusuf.
Kini ke delapan pasien difteri tersebut di rawat di ruang khusus isolasi di ruang Puspa Utama RSU dr. Slamet.
“Memang benar, sejak beberapa hari terakhir serangan difteri kembali mewabah setelah sekitar selam dua pekan tidak ada. Hingga hari ini ada delapan pasien difteri yang tengah dirawat di ruang Pusapa Utama,” ujar Yusuf, Minggu (28/1/2018).
Setelah menjelang akhir tahun 2017 wabah difteri menyerang sejumlah warga Garut, tutur Yusuf, pada awal-awal Januari 2018 kasusnya mulai mereda.
Namun menjelang akhir bulan Januari ini, kasus serangan difteri kembali muncul sehingga terdapat sejumlah warga dari berbagai kecamatan yang terserang.
Menurutnya, pasien difteri yang datang dan dirawat di RSU dr. Slamet Garut paling banyak datang dalam sepekan terakhir ini. Dalam dua pekan terakhir, pasien difteri yang dirawat di Ruang Puspa Utama RSU. dr Slamet sudah mencapai delapan orang.
Disebutkannya, usia pasien difteri yang masih dirawat saat ini interval 18 sampai 40 tahun. Kedelapam pasien difteri yang hingga saaat ini masih mendapatkan perawatan intensif tersebut yakni YN (20), DN (21), RD (33), PT (18), PJ (19), IL (32), BS (40) dan IN (24).
Untuk mencegah penyebaran penyakit yang disebabkan bakteri Corynebacterium Diphtheriae tersebut, katanya, sebenarnya Pemerintah Kabupaten Garut telah melaksanakan vaksinasi massal di beberapa kecamatan yang terkena suspect difteri.
Namun setelah sempat mereda, kini serangan difteri kembali terjadi.
“Informasi yang saya dapatkan, dari 42 kecamatan yang ada di Kabupaten Garut, 36 di antaranya sudah dilaksanakan vaksinisasi. Namun mungkin saja vaksinisasi belum memang belum dilakukan secara menyeluruh,” katanya.
Dari delapan orang pasien difteri yang dirawat saat ini, tambah Yusuf, salah satu di antaranya perawat yang bertugas di ruang Puspa RSU dr. Slamet. Awalnya perawat tersebut mengeluhkan sakit di tenggorokannya dan saat diperiksa ke lab ternyata positif difteri.
Yusuf menerangkan, terhadap pasien yang tengah mendapatkan perawatan intensif, pihaknya terus memberikan antibiotik dan anti toksin difteri.
Tindakan seperti itu memang merupakan tindakan pertama yang harus diberikan selain cek lab.
Ia juga menjelaskan, dari catatan pasien penderita difteri yang dirawat di ruang Puspa Utama terhitung sejak 29/11/2017 hingga 25/1/2018, tercatat jumlah kasus difteri yang dirawat secara intensif mencapai 26 kasus.
Rinciannya, sebanyak 23 kasus positif difteri dan 3 kasus negatif.
Sementara itu juru bicara RSU dr. Slamet Garut, Iwa Kartiwa, menambahkan delapan pasien yang dirawat saat ini merupakan pasien baru.
Mereka berasal dari beberapa kecamatan yakni Tarogong Kidul, Karangpawitan, Garut Kota, Cikelet, Leles, dan Sucinaraja.
Setelah mendapatkan perawatan intensif tim medis, katanya, saat ini kondisi kesehatan pasien rata-rata sudah mulai membaik.
Namun demikian, hingga kini seluruh pasien difteri belum bisa meninggalkan ruangan khusus isolasi karena masih membutuhkan perawatan dan pemeriksaan lebih lanjut.
Iwa mengimbau kepada warga agar menjaga pola makan yang benar serta melakukan vaksinasi difteri sebagai langkah pemcegahan.
Selain itu, apabila ada warga yang dilanda deman dan sakit tenggorokan secara bersamaan, sebaiknya langsung diperiksa ke dokter. (Aep Hendy S)***