WAKIL rakyat di Garut mengaku prihatin terkait masih banyaknya sekolah dasar (SD) yang tak memiliki water closet (wc).
Padahal keberadaan wc sangat penting, baik untuk guru maupun murid itu sendiri.
Menurut aturan World Health Organization (WHO) atau Organisasi Kesehatan Dunia
untuk 40 orang laki-laki harus tersedia satu wc, sedangkan bagi perempuan 1 wc itu untuk 20 orang.
Ketua Komisi D DPRD Garut, Asep D Maman mengaku prihatin dengan kondisi sekolah di Kab. Garut terutama sekolah dasar yang tidak memiliki wc.
Kalau bicara sarana prasarana pendidikan secara umum di Kabupaten Garut terutama sekolah dasar tidak akan selesai, dan tidak akan tuntas dalam waktu singkat, apalagi terbatasnya anggaran yang dimiliki Pemerintah Daerah.
Artinya jangankan menyediakan toilet atau wc yang mengacu pada standar WHO, bangunan sekolah yang ada pun begitu memprihatinkan.
Data sekarang ini tercatat sekitar 40 persen ruang kelas sekolah dasar di Kabupaten Garut kondisinya rusak, baik berat, sedang maupun ringan dan Pemda Garut pun hingga kini tak mampu untuk memperbaikinya secara serentak dan menyeluruh.
“Kalau bicara sarana wc di sekolah terus terang saja kami sangat prihatin. Karena data di Dinas Pendidikan 80 persen sekolah dasar tak memiliki wc. Menurut WHO bagi 20 anak perempuan harus ada 1 wc, sedangkan untuk laki-laki satu wc itu untuk 40 anak. Bayangkan kalau dalam satu sekolah ada murid 500 anak. Tidak mungkin itu terlaksana mana ada sekolah yang mampu menyediakan wc seperti itu apalagi yang bagus, bersih, dan layak,” kata Asep Kamis (19/10/2017).
Bahkan, selama ini program bantuan melalui dana alokasi khusus (DAK) pun hanya sebatas rehab saja, dan itu pun hanya sebagian saja.
Asep menyebut, masih banyak bangunan sekolah di Kabupaten Garut yang dibangun tahun 80 an.
“Itu artinya usia bangunan tersebut sudah 37 tahun dan sudah layak untuk direhab total. Memang selama ini tidak ada anggaran membangun ruang kelas baru (RKB) sekaligus dengan wc nya.” ujarnya.
Menurut Asep, ke depan pihaknya akan mendorong agar Pemerintah Daerah menyediakan pula anggaran untuk membuat wc. Karena bagaimana pun juga keberadaan wc sangat penting.
“Bagi kami komisi D mitra kerja pendidikan tetap mendorong Pemerintah Daerah untuk menyediakan wc. Ya kalau tidak ada anggaran untuk rehab kelas, Ya sediakan minimal untuk membangun wc. Moal sabaraha atuh keur wc mah, asal layak, bersih aya caina,” kata politisi dari PPP itu.
Sebelumnya, pejabat pelaksana tugas (Plt) Dinas Pendidikan, Dede Sutisna mengatakan, hampir 80 persen sekolah dasar (SD) di Kabupaten Garut tidak memiliki water closet (wc), dan itu menyebar di bagian garut selatan, tengah dan utara.
“Dari jumlah 1.580 sekolah dasar hampir 80 persen tidak punya wc. Kalau SMP mendingan. Sekarang ini pun anggaran yang ada hanya untuk rehab saja dan itu pun tidak menyeluruh karena terbatasnya anggaran. Sekitar 40 persen bangunan sekolah di Garut kondisinya rusak,” kata Dede Sutisna.
Ia mengatakan, selama ini siawa jika berencana buang air kecil, larinya ke kebun atau ke belakang bangunan sekolah. (Dindin Herdiana)***