Sektor Pertanian dan Perikanan Organik Terus Digenjot

BIROKRASI53 views

image

CISAYONG, (KAPOL).-
Salah satu bentuk percepatan visi dan misi Kabupaten Tasikmalaya yakni maju dalam bidang agrobisnis dan pedesaan. Hal inipula yang melatar belakangi terus digenjotnya sektor pertanian di wilayah Kabupaten Tasikmalaya agar lebih produktif dan maslahat bagi masyarakat. Seperti upaya Pemkab Tasikmalaya yang terus mendorong pertanian organik di kampung Wangunsari, Desa/Kecamatan Cisayong, Kabupaten Tasikmalaya, Rabu (6/4/2016).

Bupati Tasikmalaya, H Uu Ruzhanul Ulum menjelaskan, pihaknya sangat kagum dengan sistem pertanian organik yang dilakukan oleh Kelompok Tani Wangunsari di Desa/kecamatan Cisayong. Pasalnya lahan pertanian mereka terus produktif walau telah melakukan masa panen raya padi. Ketika petani tengah mempersiapkan masa panen berikutnya, lahan persawahan mereka sementara waktu dipergunakan sebagai kolam pembesaran bibit ikan. Karena sawahnya organik, maka ikan pun bisa hidup bahkan berkembang biak begitu cepat.

“Setelah panen, sebelum bibit besar maka sawah mereka ditanami ikan. Sehingga ini multifunsi, selain pertanian juga perikanan maju. Karena organik, maka menyediakan makanan yang dibutuhkan oleh ikan berkembang biak,” jelas Uu ketika mengunjungi lokasi pertanian organik milik Gapoktan Wangunsari.

Melihat suksesnya para petani disini, maka Uu berharap petani yang ada di Kabupaten Tasikmalaya juga menerapkan hal serupa. Setidaknya mereka mulai mengurangi penggunaan pupuk urea dan pestisida, serta beralih menerapkan pertanian organik. Apalagi pertanian yang diairi oleh sumber mata air dari Gunung Galunggung yang dikenal memiliki ph sangat bagus bagi pertanian dan perikanan.

Pihaknya menargetkan, jika 30-40 tahun yang akan datang Kabupaten Tasikmalaya bisa menjadi sentra lumbung padi di wilayah Jawa Barat mengalahkan kabupaten lain. Sebab Uu memandang, peluang Kabupaten Tasikmalaya sangat terbuka pasca makin menyusutnya lahan pertanian di beberapa daerah penopang ibukota oleh sektor industri dan manufaktur. Padahal selama ini wialyah itu menjadi sentra lumbung padi.

“Saya ingin Kabupaten Tasikmalaya mengganti sentra padi kabupaten lain di Jawa Barat. Tidak menutup kemungkinan,” jelas dia.

Oleh karena ini pada saat ini Pemkab Tasikmalaya terus mencetak sawah baru. Tahun ini ditargetkan 2.500 hektar sawah baru tercetak atas kerjasama dengan TNI yang memangfaatkan sumber mata air sungai Cijalu dan Padawaras. Selain memenuhi kebutuhan lokal, juga guna untuk kebutuhan luar Tasikmalaya.

Kadis Pertanian Muhamad Zen menambahkan, pihaknya terus mengoptimalisasikan sumberdaya, optimalisasi lahan, meningkatkan produksi dan produktifitas pertanian, serta berdaya saing. Untuk menunjang itu, pihaknya menekan pertanian ekologis. Tidak hanya menanam padi organik, tetapi ada kompos kandang, mina padi, dan pemangfatan lahan pertanian sebagai pembesaran ikan.

“Jika sawahnya kimia, maka satu dua jam ikan akan mati. Tetapi disini organik, secara otomatis jadi makanan ikan. Dalam jangka waktu 20 hari saja pembesaran ikan sangat signifikan,” ujar Zen.

Kedepannya pihaknya terus menularkan pola ini ke 39 kecamatan. Khusus untuk lahan sawah yang terairi sumber dari mata air Galunggung, maka akan dijadikan persawahan khusus organik. Selain meningkatkan produksi, Dinas Pertanian juga meningkatkan daya saing pertanian. Saat ini dari produksi pertanian 900.000 ton pertahun, setidaknya 63.000 ton merupakan hasil pertanian organik.

Wakil Ketua Gapoktan Wangunsari, Komara Jayadisastra alias H. Aleng, pola yang dilakukan Gapoktan Wangunsari telah berjalan sejak tahun 2013. Saat ini setidaknya terdapat 20 hektar lahan pertanian organik. Dalam setiap satu hektar lahan menghasilkan 8 ton. Produksi pertanian yang sangat signifikan membuat perani lebih berminat menerapkan pola organik teimbang pertanian kimia. Untuk pasar, kini telah terbentuk pasar lokal dan pasar nasional. (Imam Mudofar/ADV)

image