Kumpulan orang yang hobi makan alias Komunitas Wisata Kuliner Tasikmalaya (KWKT) baru saja resmi berusia tujuh tahun. Bukan perjalanan yang mudah bagi komunitas kreatif tertua di Tasikmalaya bisa tetap eksis, hingga hari ini.
Bahkan dituturkan Ketua KWKT Teguh Nugraha, di masa awal berhimpunnya pecinta kuliner sekitar tahun 2006 silam anggotanya pun masih bisa dihitung jari. “Waktu itu kita masih hunting makan bareng, belum ada fokus yang terarah, jadi untuk namapun masih belum ada. Barulah di tahun 2008 tepatnya di 28 November, KWKT resmi berdiri,” kenang salah satu foundernya ini dijumpai di syukuran perayaan, Minggu (29/11/2015) di Jolly Joy. Sampai dengan tahun 2015 ini, KWKT berhasil menggaet anggota resmi lebih dari 250 orang, ditambah dengan popularitas di media sosial yang luar biasa. Misalnya, diikuti 51 ribu anggota grup di Facebook, 11 ribu di instagram, dan 8 ribu di twitter.
Fase perintisan, pemantapan, kini telah sukses dilalui komunitas yang punya jargon, ‘kami makan kami senang’ ini. Teguh mengatakan jika komunitas non-profit ini tengah bergerak ke arah pengembangan. Misal, dari semula terfokus bagi pecinta kuliner saja, sejak setahun lalu mereka ikut menggandeng pelaku kuliner. Hal ini tidak terlepas dari visi KWKT untuk menjadikan Tasikmalaya sebagai kota tujuan wisata kuliner.
“Yang jelas, salah satu alasan sampai hari ini kita bisa terus berkomunitas, gak lain karena KWKT punya satu filosofi. Membahagiakan bagi anggotanya itu sendiri, dan bermanfaat untuk orang lain,” aku Teguh.
Tak heran, kini di usia ketujuhnya, ada banyak hal yang berbeda dari komunitas satu ini. Lebih matang dan lebih kreatif. Teguh mengakui, kesolidan dari para anggota KWKT pun yang paling menyokong hal tersebut.
“Tapi seperti ucapan klasik, kami gak ingin untuk berpuas diri karena perjalanan masih panjang. Rapatnya barisan dari KWKT, dikolaborasikan dengan ide-ide inovatif, ini sekiranya jadi modal kuat untuk kami terus melangkah mewujudkan visi,” tutur pria yang akrab disapa Guguh ini. Apalagi kini sinyal positif dari stakeholder, mulai dari pemerintah dan instansi terkait lainnya yang kerap kali menggandeng KWKT di banyak kegiatan, dirasa semakin mendekatkan visi mereka.
Dikatakan Teguh, KWKT tak akan ada capeknya untuk terus menyebarkan virus ‘foto sebelum makan’. “Memang ini tampak seperti sepele, tapi sebetulnya kita bisa manfaatkan hal ini untuk kenalkan ke seluruh pengguna media sosial, bahwa di Tasik ada kuliner A sampai Z, yang nantinya bisa membawa mereka berkunjung ke kota ini,” kata dia. Selain juga, terpenting, masyarakat Tasikmalaya sendiri harus mulaimenanamkan rasa kebanggaan dan kecintaan akan kekayaan kuliner di kotanya ini. (Astri Puspitasari/”KP”)***
Komentar