SINGAPARNA, (KAPOL).-
Ratusan masyarakat dari berbagai desa di Kec. Sukahening Kab. Tasikmalaya mendatangi Kantor Bupati Tasikmalaya, Kamis (04/02/2016). Masyarakat menutut agar Bupati Tasikmalaya, H. Uu Ruzhanul Ulum bertindak tegas dalam menyikapi polemik sengketa sumber mata air Ciparay.
Ketua FTUB (Forum Tasikmalaya Utara Bangkit), Ato Rianto menuturkan saat ini warga harap-harap cemas. Pasalnya sampai hari ini proses penyelesaian sengketa sumber mata air Ciparay dengan wilayah Kab. Garut itu masih ditangani oleh Pemerintah Prov. Jawa Barat.
“Selama ini masyarakat sangat bergantung pada sumber mata air Ciparay. Baik untuk irigasi maupun kebutuhan sumber mata air lainnya,” kata Ato.
Sengketa tersebut, kata Ato, dipicu dari dibangunnya DAM di sumber mata air Ciparay. Alhasil sumber mata air itu kini dibagi dua. Disalurkan ke Kab. Tasikmalaya dan Kab. Garut. Terlebih, kata Ato, dalam proses pembangunan DAM yang dilakukan oleh Pemerintah Kab. Garut itu tanpa melalui musyawarah dan ijin ke Pemerintah Kab. Tasikmalaya.
“Padahal secara geografis itu berada di wilayah administrasi Kab. Tasikmalaya,” kata Ato.
Untuk itu, lanjut Ato, masyarakat menuntut agar Bupati Tasikmalaya, H. Uu Ruzhanul Ulum mengambil langkat tegas dalam menyelesaikan polemik sengketa ini. Masyarakat sendiri, kata Ato, secara tegas menolak keras opsi apapun dari pemanfaatan sumber mata air Ciparay oleh Kab. Garut. Pasalnya selama ini saja sumber mata air Ciparay itu hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan minimal masyarakat saja.
“Untuk masyarakat Desa Sundakerta saja masih kurang. Apalagi jika harus dibagi dua. Terlebih sumber mata air Ciparay ini mutlak milik Kab. Tasikmalaya,” kata Ato.
Sampai berita ini diturunkan, aksi unjuk rasa masih berlangsung. Masyarakat menuntut agar Bupati Tasikmalaya, H. Uu Ruzhanul Ulum menemui mereka. Unjuk rasa sempat memanas. Masyarakat berusaha masuk ke dalam Kantor Bupati Tasikmalaya yang dijaga ketat aparat kepolisian. Aksi saling dorong tak terhindarkan sebelum akhirnnya masyarakat kembali tenang. (Imam Mudofar)
Komentar