BEBERAPA simpul komunitas di Tasikmalaya (Film, literasi, Seni, Fotografi, Musik kuliner, dll) sedang berusaha mewujudkan mimpi. Mereka sedang merintis event kreatif yang bertema “Sampurasun” dan “Rampes” yang diharapkan menjadi event kreatif tahunan di Tasikmalaya.
Event “Sampurasun” telah mereka gulirkan di bulan Agustus 2017 yang lalu. Acara diisi dengan kegiatan Pameran Foto, Ilustrasi, penampilan Band, Musikalisasi Puisi, Pemutaran Film Sampurasun, Sharing Session, dll. Berkonsep kolaborasi, event yang diusung tergolong tidak biasa.
Sebelum event berlangsung, mereka bahu membahu membuat karya Film pendek dan 1 Video Klip. Proses kreatif diawali dengan mengapresiasi karya literasi Vudu Abdurahman (pegiat Literasi Kota Tasikmalaya yang menerima penghargaan dari Presiden Republik Indonesia bulan Juli 2017) yang kemudian digarap filmnya oleh komunitas penggiat film di Tasik dan penggarapan soundtracknya oleh musisi asal Tasikmalaya.
Tak kalah kreatifnya ialah pembuatan Video Klip “Petuah Jendral Soedirman”. Selain musiknya diaransemen secara kolaboratif oleh beberapa musisi Tasikmalaya, video klipnya juga dibintangi oleh pegiat komunitas dan warga masyarakat se-Tasikmalaya, sesuatu hal yang belum pernah terjadi sebelumnya di Tasikmalaya.
Acara “Rampes” adalah jawaban dari acara “Sampurasun”. Rampes (yang kemudian diganti penulisannya jadi “RAAMFEST” singkatan dari ReAction A Movement Fest) masih mengambil semangat yang sama yaitu “Kolaborasi”.
Kolaborasi karya berupa film, musik, buku, dll. Mengambil konsep angka 7, kolaborasi diawali dengan pembuatan buku/ novel yang diterjemahkan menjadi 7 buah lagu oleh 7 band. Ke 7 lagu itu akan dibuat video klipnya yang jika disambungkan akan menjadi sebuah film.
Rencananya, acara Raamfest 2017 akan diselenggarakan pada Hari Sabtu, 16 Desember 2017 mendatang di parkiran lantai 3 Asia Plaza, Jl HZ Mustofa Kota Tasikmalaya. Acaranya akan menampilkan aksi teatrikal 7 band yang berkolaborasi dengan 7 aktor/aktris asal Kota Tasikmalaya. Serta akan ada acara “simbolis” sebagai penanda dimulainya produksi film yang direncanakan akan bisa disaksikan di acara Sampurasun 2018.
Rencananya 7 lagu soundtrack tersebut akan dikemas dalam sebuah CD, yang artworknya digarap oleh 7 ilustrator dan akan dijual di acara Raamfest. Hasil penjualan CD tersebut akan dipakai untuk membiayai film.
“Yang membuat event Sampurasun dan Raamfest berbeda dengan event yang lain ialah outputnya. Contohnya di event Sampurasun kemarin, outputnya ialah film “Sampurasun” dan video klip “Petuah Jenderal Soedirman”. Di Raamfest, outputnya Novel, CD, DVD dan tentu saja Film,” kata Uyung Aria pegiat komunitas kreatif senior di Kota Tasikmalaya yang juga Pembina acara Raamfest nanti.
Pegiat kreatif di Tasikmalaya terus bergerak, mencari arah dan bersinergi dengan berbagai pihak. Mereka cuma ingin berkarya dan terus berkarya. Pergerakan mereka disuarakan melalui media sosial (terutama) Instagram. Tercatat akun @urgtsk @rumpakapercisa @sukapuraproject dan akun resmi @raamfest.id yang aktif menyuarakan pergerakan anak-anak muda Tasikmalaya melalui karya.
Adith Hiracahya dari URGTSK (kreator Menara Eiffel Bambu Singaparna dan Lorong Cika-Cika) mengatakan, “Kedepannya kita ingin kolaborasi dengan berbagai pihak yang satu frekuensi se-Tasik Raya, bagi yang belum merapat ayo kita gabung di acara Raamfest 2017 untuk kemudian direalisasikan di acara Sampurasun atau Raamfest berikutnya,” katanya.(kapol)***