Sudah beberapa kali, Dulur Beda Lembur atau DBL, mengedakan event besar untuk mengumpulkan ribuan penghobi sepeda dari puluhan komunitas yang berbeda. Upaya ini tiada lain bertujuan untuk terus saling menguatkan jalinan silaturahmi antara kominitas-komunitas sepeda yang tersebar diberbagai daerah, dari mulai Tasikmalaya, Garut, Ciamis, Banjar, Pangandaran, Bandung, Bekasi, Purwakarta, Cirebon hingga luar Jawa Barat.
Pada Minggu (25/12/2016) kemarin bertepatan dengan ulang tahun Komunitas Nikreuh yang ke 6 tahun, DBL kembali menggelar event serupa dengan tradline “Nurugtug ti Gunung” : Nikreuh Ngereuyeuh Adventure 2016. Acara yang dimulai dari alun-alun kantor Kecamatan Padakembang hingga finis di Cintaraja Singaparna, tepatnya lapangan Dinas Perhubungan Kabupaten Tasikmalaya ini menempuh jarak kurang lebih 14 KM. Track yang dilalui pun layaknya Downhill di Amerika, yakni menyusuri jalur aliran lahan Gunung Galunggung.
Menurut Wakil Ketua Pelaksana event, Atep Suhendar, setiap bulannya DBL memang kerap mengadakan event seperti touring mapun adventure di lokasi-lokasi tertentu. Namun untuk event besar seperti yang digelar saat ini berlangsung setahun sekali. Tujuannya tiada lain guna mengumpulkan puluhan bahkan mungkin ratusan komunitas pecinta sepeda dalam satu kegiatan. Disanalah silaturahmi dan kekeluargaan terbentuk, dari yang mungkin saja sebelumnya komunitas tersebut tidak saling mengenal.
“Adventure hanya sekedar media, karena yang terpenting merupakan silaturahmi diantara wadah komunitas sepeda. Cakupanya sudah meluas, awalnya hanya Priangan Timur saja, tetapi kini sudah mencakup Bandung, Bekasi, Cirebon bahkan hampir kota-kota lainnya di Jawa Barat,” jelas Atep.
Dalam event kali ini, sedikitnya terkumpul 82 komunitas sepeda dengan anggotanya yang mencapai 1.100 orang lebih. Bahkan komunitas sepeda asal Kabupaten Pangandaran berhasil menyabet satu ekor kambing yang disediakan panitia, karena mengerahkan anggota komunitas terbanyak. Bagi yang lain, disediakan hadiah hiburan untuk diundi dari mulai kipas angin, dispenser, sepeda gunung hingga sepeda motor.
Dalam setiap eventnya ada pesan terselip yang hendak disampaikan DBL. Tentunya selain silaturahmi yakni untuk mengenalkan lokasi wisata yang ada di Tasikmalaya. Sehingga mereka yang dari luar daerah bisa kembali lagi ke Tasikmalaya untuk sekedar bersepeda dan menikmati panorama alamnya.
Salah satu pencetus terbentuknya DBL, Key Boyot, awalnya sejumlah komunitas sepeda berjalan masing-masing baik dalam mengadakan kegiatan maupun sekedar touring. Namun pada 20 Desember 2014, diawali dari chatingan di media sosial maka ide untuk membuat wadah lebih besar dicetuskan. Digagas 39 orang dari komunitas sepeda berbeda, maka lahirlah falsapah ‘Maheutkeun Dulur Sanajan Beda Lembur’. Yang kemudian dalam perkembangannya dikerucutkan menjadi Dulur Beda Lembur (DBL).
“Intinya lebih ke silaturahmi saja dan tidak memandang kasta, sebab memiliki satu hobi yang sama. Di BDL berkumpul beragam usia, profesi dan jenis sepeda yang berbeda-beda,” ujar Boyot. (Aris Mohamad F)***