TASIKMALAYA, (KP)-.
Perekonomian di wilayah Priangan Timur ditegaskan Guru Besar UNPAD Prof. Dr. Rina Indiastuti bisa lebih maju tanpa perlu mengeluarkan modal biaya yang besar. Salah satunya dengan melakukan sebuah sinergitas antara masing-masing wilayahnya.
“Jadi, sebetulnya potensi-potensi di Priangan Timur ini tampak kecil hanya karena terpisah, tetapi jika potensi yang sama itu bisa digabungkan. Tentu akan sangat berdampak pada kemajuan ekonomi di wilayah ini,” jelas dia dalam Seminar Penguatan Kerjasama Antar Daerah Untuk Mendorong Kemajuan Perekonomian Priangan Timur yang digelar Bank Indonesia, Senin (07/12/2015) di Aula BI. Kegiatan ini dihadiri Pimpinan Daerah se-Priangan Timur, civitas akademik, perbankan, dan pelaku usaha.
Apalagi, lanjut dia, share dan pertumbuhan ekonomi Priangan Timur berdasarkan data BPS 2014 yang diterimanya, seluruhnya menunjukan ada indikasi stumbuh, terkecuali Kab. Banjar. Meski tak dipungkiri, peningkatan angkanya disebut tidak terlalu signifikan jika dibandingkan daerah Jabar lainnya.
Di Jawa Barat sendiri, Rina menyebutkan, jika 75% PDRB hanya disumbang 10 daerah saja. “Padahal potensi kita ini banyak sekali, tapi ya melihat Jabar memang hampir kebanyakan berbondong datang ke Bandung karena ‘gulanya’ pun banyak,” ujarnya.
Pertumbuhan Bandung yang tinggi mencapai angka delapan sekian persen, kata dia harusnya bisa menyebar ke daerah lainnya juga. “Minimal ke Tasik dan Garut yang dari segi jarak cukup dekat, tapi memang sayangnya belum ada efek sebar tersebut, tak dipungkiri salah satunya akses infrastruktur,” tambah dia.
Deputi Gubernur Hendar mengatakan sinergi antara pusat-daerah, termasuk untuk wilayah Priangan Timur selain akan menekan inflasi, pun juga mampu membangkitkan perekonomian dan lebih lanjut bisa mengejar ketertinggalan dari lompatan daerah lainnya juga. “Saya optimis sekali, apalagi ketika akses tol mulai operasi jelas akan menaikkan angka pertumbuhan ekonomi di Priangan Timur,” kata dia. Memasuki 2016, dia menyebutkan salah satu yang harus diwaspadai adalah administration price untuk beberapa komoditas domestik.
Prof. Rina mengatakan, salah satu yang patut membuat Priangan Timur berbangga adalah kekuatan dari manusia alias tenaga kerja yang relatif rajin. “Jadi karena ukuran ekonomi setiap kab dan kota di sini yang relatif kecil, memang menjadikan Priatim ini menyediakan lapangan kerja. Ditambah kekuatan antar daerah untuk menciptakan value, tentu sangat bisa mengakselerasi peningkatan nilai tambah perekonomian,” papar dia.
Meski begitu, tantangan pembangunan yang mesti diwaspadai, tak lain adalah kebutuhan peningkatan nilai tambah ekonomi supaya akhirnya PDRB per kapita dan IPM bisa meningkat. Juga, terkait struktur perekonomian yang didominasi sektor pertanian primer dinilai bisa menjadi basis peningkatan nilai tambah.
“Jalan pintas untuk Priatim maju ya, kerjasama untuk join, para pemainnya diundang, pemerintah yang mengkoordinasikan ini bisa jadi kekuatan sinergi. Ujungnya, muncul efisiensi juga. Karena kalau dilihat ya Priatim sangat layak untuk itu, dari pertumbuhan, share, perbankan yang mau kasih kredit, komoditas yang hampir serupa, hanya sekarang tinggal dimapping saja, misal mana potensi cabai, dimana saja bordir, dan lainnya,” tambah guru besar Fakultas Ekonomi Unpad ini.
Menurut Kepala KPw Bank Indonesia Wahyu Purnama, dengan sinergitas yang diciptakan antar daerah semua potensi yang ada masing-masing bisa dinikmati daerah lainnya. Dia menyebutkan, karakteristik yang menonjol dari Priatim, tak lain kawasan wisata alam, belanja, dan kuliner. “Itu peluang untuk sinergi, jadi besok ke Garut tidak ada cerita tidak sampai Tasik. Jadi, besok kalau sudah bersinergi untuk sektor pariwisata, Pangandaran dan Garut ini menjadi satu paket,” ujarnya. (Astri Puspitasari)***
Komentar