CIKALONG, (KAPOL).-Untuk pertama kalinya pada tahun ini, SMA Negeri 1 Cikalong menyelenggarakan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK).
Namun pihak sekolah masih belum “reug-reug” dengan kondisi yang dialami saat ini karena seringnya terjadi pemadaman listrik dan kurangnya sinyal internet di wilayah Cikalong.
Kepala SMA Negeri 1 Cikalong, Dadan Sudrajat mengatakan, dengan kondisi seadanya, pihak sekolah mencoba memberanikan diri untuk menggelar UNBK. Pihak sekolah pun terus melakukan pembenahan terutama pemenuhan sarana komputer.
“Saat ini kami terus berbenah diri dengan terus melengkapi perangkat komputer agar pelaksanaan UNBK bisa berjalan lancar dan tidak ada kendala,” kata Dadan kemarin.
Saat ini, jumlah komputer yang dimiliki sekolah baru sebanyak 50 unit yang sebagian diantaranya hibah dari komite. Sebelumnya pihak sekolah samasekali tidak memiliki laboratorium komputer seperti sekolah lainnya.
Jumlah siswa yang akan ikut pelaksanaan UNBK tahun 2017 ini kata Dadan sebanyak 143 siswa yang semaunya sudah menyatakan kesiapannya untuk mengikuti ujian berbasi komputer seperti yang diharuskan oleh pemerintah pusat.
Kata dia pihak sekolah berusaha sekuat tenaga agar kegiatan UNBK bisa berjalan dengan baik seusai dengan apa yang diharapkan. Utamanya proses berjalan dengan lancar.
Yang dikhawatirkan saat ini kata Dadan, kerap terjadinya mati lampu secara tiba-tiba di wilayah Cikalong dan juga terlendala dengan jaringan internet yang susah.
Kondisi ini jelas akan berpengaruh terhadap kegiatan UNBK. Jika saja tidak diperhitungkan sajak dini dampaknya bisa berakibat fatal bagi siswa. Karena akan berpengaruh terhadap nilai yang diperoleh siswa.
Dadan meminta agar pihak pemerintah baik Kabupaten atau pun Provinsi bisa mencarikan solusi terbaik agar pelaksanaan UNBK bisa berjalan lancar dan tanpa ada kendala apapun yang sifatnya teknis.
“Kami mengharapkan agar pihak pemerintah bisa membantu menyelesaikan persoalan yang dihadapi bisa saja menjalin komunikasi dengan pihak PLN dan juga telkom agar tidak terjadi gangguan teknis,” tegasnya.
Jika tidak dampaknya bisa berbahaya bagi nilai yang akan diperoleh siswa. Aplagi ini pelaksanaan yang baru pertama kali diakukan.
Kalau saja lokasi sekolah berada di daerah kota yang jaringan listrik nya aman termasuk jaringan internet lanar, tidak akan merasa khawatir seperti saat ini. (Abdul Latif)***