Siswa SMA N 30 Garut Laksanakan UN di Tenda

EDUKASI24 views

CIHURIP, (KAPOL).- Menyusul ambruknya atap tiga ruang kelas di SMAN 30 Garut di Kecamatan Cihurip, para siswa kelas tiga terpaksa harus melaksanakan Ujian Nasional (UN) di dalam tenda.

Tenda yang digunakan siswa untuk melaksanakan UN ini didirikan di lapangan sekolah.

Kepala SMAN 30 Garut, Dede Kustoyo, menyebutkan sekolahnya itu memang hanya memiliki tiga ruang kelas. Makanya ketika atap tiga ruang kelas ambruk, tak ada lagi ruang kelas yang bisa digunakan untuk pelaksanaan UN.

Dikatakan Dede, berdasarkan hasil musyawarah pihak sekolah dan komite, akhirnya diputuskan UN dilaksanakan di lapang sekolah.

UN dilaksanakan di dalam dua tenda yang merupakan pemberian dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Barat.

“Memang darurat karena UN harus dilaksanakan di dalam tenda yang kita pasang di lapangan sekolah. Namun hal ini terpaksa kita lakukan karena tiga ruang kelas yang atapnya ambruk itu hingga kini belum bisa digunakan,” ujar Dede, Selasa (11/4/2017).

Dede menerangkan, di sekolahnya itu ada 25 siswa yang mengikuti UN. Ke-25 siswa peserta UN itu menempati dua tenda yang telah disediakan khusus untuk pelaksanaan UN.

Menurut Dede, dalam kondisi apapaun, para siswa tetap harus mengikuti UN.

Kondisi darurat tidak menyurutkan pihak sekolah maupun siswa untuk tetap melaksanakan UN. Walaupun memang dalam kenyataannya kondisi seperti itu cukup mengganggu konsentrtasi siswa, apalagi ujiannya dimulai siang dari jam 10.30 sampai 12.30 di saat cuaca tengah panas-panasnya.

“Saya mengerti kalau pelaksanaan UN yang dilakukan di dalam tenda di lapangan tentu membuat para siswa tidak nyaman. Namun kami tak bisa berbuat banyak untuk mengupayakan agar UN bisa dilakukan di dalam ruangan mengingat kondisnya yang sangat tidak memungkinkan,” katanya.

Dede mengaku memikirkan nasib para siswa kelas X dan XI yang akan kembali belajar usai pelaksanaan UN. Oleh karena itu pihaknya berharap pemerintah tak membiarkan terlalu lama bangunan kelas yang rusak tersebut.

Anwar (18), siswa kelas XII berharap ruang kelasnya yang rusak bisa segera mendapat perbaikan. Walau penuh cobaan saat akan menghadapi UN, Anwar tetap bersemangat untuk bisa menamatkan pendidikannya.

“Kalau saya sih tidak akan belajar lagi di kelas. Tapi kasihan adik-adik kelas saya karena nanti harus belajar di teras ruang kantor. Mudah-mudahan saja pemerintah segera memperbaikinya,” harap Anwar.

Harapan senada juga dilontarkan siswa lainnya, Ai Lismawati. Menurutnya, pelaksanaan UN di dalam tenda memang kurang nyaman dan panas. Namun dengan keterbatasan, Ai berharap hasil UN-nya bisa maksimal.

“Rasanya enggak nyaman saja. Selain panas, suasananya juga berisik. Namun mudah-mudahan saja hasil UN-nya akan maksimal,” ucap Ai.

Ai juga meminta perbaikan terhadap ruang kelas yang rusak itu segera dilakukan. Karena jika tidak, yang akan jadi korban tentu para siswa apalagi mengingat kondisi cuaca saat ini yang kurang bersahabat akibat seringnya turun hujan.(Aep Hendy S)***