MANGKUBUMI, (KAPOL),-Perhelatan budaya yang diberi nama “Situgede Arts Festifal” yang digagas Komunitas fatih Mangkubumi sabtu 23 Pebruari 2019 di sekitaran Obyek wisata Situgede Kelurahan Linggajaya, Kecamatan mangkubumi Kota Tasikmalaya berlangsung meriah.
Sejak pukul 15:00, kegiatan Situgede Arts Festival sudah dimulai dengan menampilkan sedetertan seni dan budaya lokal seperti seni Lais dengan berbagai atraksi seperti bermain di seutas tali yang diikat pada ujung bambu. Selain Seni Lais digelar juga Lomba rakit yang diikuti oleh banyak peserta yang cukup mendapat perhatian warga yang sejak siang hari telah memadati area perhelatan Situgede Arts Festival.
Malam harinya atau sejak pukul 19.30, Situ Gede Arts Festival mengawali acaranya dengan Rajah Bubuka yaitu melakukan ziarah ka makam Prabudilaya yang diikuti Walikota Tasikmalaya H.Budi Budiman, Sekda Kota Tasikmalaya Ivan Dicksan, Kadispora Kota Tasikmalaya, Sekdis PUPR dan unsur Muspika Kecamatan Mangkubumi, serta beberapa tokoh masyarakat Mangkubumi.
Usai ziarah dilanjutkan dengan berbagai pentas seni budaya seperti pentas monolog “Membaca Tanda Tanda “ dari Wit Jabo, penampilan Perkusi, Babad Prabudilaya dari sekar manis, Pencak Silat SPS, Hadroh dari Ponpes Manbaul Huda. Kegiatan Situgede Art Vestival ditutup dengan penampilan seni Karinding dari pasukan Awi sal(r)asa.
Walikota Tasikmalaya, Drs. H. Budi Budiman mengatakan, pihaknya secara pribadi dan atas nama pemerintah Kota Tasikmalaya sangat mengapreasi dan sangat bangga dengan acara yang digagas komunitas Fatih Mangkubumi merupakan komunitas anak muda yang peduli terhadap budaya dan lingkungan alam.
“Ini malam adalah malam yang luar biasa, gelaran Situ Gede Arts Festival berhasil menambah khasanah pentas budaya yang memperkaya geliat seni lokal di Kota Tasikmalaya yang harus kita pertahankan dan jangan sampai generasi yang akan datang kehilangan budayanya sendiri,” ujar Budi.
Ditambahkan Budi, pihaknya meminta agar perhelatan budaya tersebut terus dilaksanakan secara rutin setiap tahunnya.”Tahun 2020 acara ini harus digelar lagi dan saya minta pihak PUPR untuk menata kembali Situ Gede agar air Situgede selalu setabil termasuk saat kemarau tidak kering. PUPR harus terus berkoordinasi dengan BSDA”, ujar Budi.
Ketua “Patih Mangkubumi” sekaligus ketua pelaksana kegiatan Asep Rizal Asy’arie menuturkan, Situ Gede Art Festival merupakan agenda pertama yang dilaksanakan Patih Mangkubumi, yang didalamnya menampilkan berbagai kesenian dan budaya tradisional yang ada di Kecamatan Mangkubumi, sekaligus merawat tatanan budaya yang ada di Situ Gede dalam konteks cerita Prabudilaya.
“Melalui kegiatan ini kita mencoba melakukan cerita Prabudilaya dalam bentuk tari tematik dengan tema Babad Prabudilaya oleh komunitas tari yang ada di Kecamatan Mangkubumi yakni Sekar Manis. Selain itu sejarah tentang Situ Gede juga akan kita sampaikan, karena ini sebuah peradaban yang harus kita jaga,” katanya.
Adapun tujuan utamanya kata dia, adalah pihaknya selaku generasi muda Mangkubumi ingin mengeksplor wisata Situ Gede di Kecamatan Mangkubumi tersebut sebagai destinasi wisata Kota Tasikmalaya melalui wisata air, wisata religi dan agro yang memiliki banyak potensi yang masih perlu dan bisa terus dikembangkan.
“Situ Gede ini ada di Kecamatan Mangkubumi, harapan kami pemerintah bisa menangkap potensi wisata Situ Gede ini, sehingga ke depan bisa menjadi ruang alternatif dan etalase budaya di Jawa barat,” ujarnya.(Asep MS).***