Soal Banjir, Rudi Akui Sudah Diingatkan Sejak Lama

PERISTIWA5 views

KOTA, (KAPOL).- Bencana banjir di wilayah Kabupaten Garut diprediksi akan terus terjadi mengingat kondisi kecuraman wilayahnya. Hal ini sudah sejak jauh-jauh hari diingatkan oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Garut.

Hal itu diungkapkan Bupati Garut, Rudy Gunawan, menyoal peristiwa banjir bandang yang terjadi Senin (5/6/2017) malam kemarin.

Menurut Rudy, di wilayah Kabupaten Garut terdapat 18 kecamatan yang termasuk paling rawan banjir. Kawasan Kecamatan tarogong Kaler dan Tarogong Kidul, tuturnya, termasuk zona bahaya dalam pemetaan potensi banjir bandang di Garut.

“Potensi banjir bandang di kita ini sangat tinggi. Padahal di sisi lain kita juga sudah melakukan berbagai upaya untuk mengantisipasinya termasuk dengan cara melakukan pelebaran drainase di kawasan Jalan Otista dan sekitarnya,” ujar Rudy, Senin (6/6/2017).

Masih tinginya potensi banjir bandang di daerah tersebut, kata Rudy, salah satunya akibat masih kurang besarnya saluran air yang terdapat di bagian hulu. Hal ini diperparah dengan ketinggian di sekitar lokasi hulu yang mencapai sekitar 900 meter sehingga cukup curam dibandingkan dengan ketinggian daerah di bawahnya.

Akibat kondisi kecuramannya yang cukup terjal ini, tambah Rudy, bahkan BMKG pun sudah mengkategorikan wilayah Garut sebagai wilayah bahaya banjir. BMKG juga telah mengintruksikan agar Pemkab Garut melakukan penanganan di 18 kecamatan yang masuk kategori rawan banjir tersebut.

“Banjir akan terus melanda Garut mengingat kondisi tersebut ditambah lagi dengan begitu tingginya curah hujan. Kita hanya bisa berupaya melakukan langkah-langkah antisipasi. Yang harus diingat, bencana banjir bisa terjadi kapan saja dan di mana saja,” katanya.

Diungkapkan Rudy, terjadinya alih fungsi lahan dimana banyak daerah serapan yang alamiah telah berubah menjadi rumah penduduk di kawasan atas semakin mempertinggi tingkat kerawanan banjir.

Rudy mengaku pihaknya kesulitan mengendalikan hal ini karena berbagai faktor.

Masih menurut Rudy, banjir bandang yang kemarin terjadi di wilayah Tarogong ini penyebabnya adalah akibat turunnya hujan yang merata dan deras di satu titik. Debit air yang turun tidak seimbang dengan daya serap tanah yang sudah banyak beralih fungsi sehingga terjadilah banjir bandang.

“Untuk antisipasinya memang harus ada gerakan penanaman pohon atau reboisasi di kawasan hulu. Sebenarnya masih ada yang lebih bahaya lagi yaitu keberadaan penahan lahar Gunung Guntur di kawasan Cilopang karena sewaktu-waktu bisa membawa material dan itu juga sudah diperingatkan sejak jauh-jauh hari,” ucap Rudy.(Aep Hendy S)***