Soal Guru Sukwan Sudah Darurat Nasional

EDUKASI14 views

TASIKMALAYA, (KAPOL).- Masalah guru sukarelawan atau guru sukwan saat ini sudah dalam kondisi darurat Nasional. Betapa tidak jumlah guru sukwan di Kabupaten Tasikmalaya sangat banyak. Posisinya lebih banyak dibandingkan guru yang statusnya pegawai negeri sipil atau aparatur sipil negara.

Butuh keseriusan dari pemerintah untuk menyelesaikan persoalan guru tenaga sukarelawan tersebut dari jenjang daerah provinsi hingga Pusat. Karena guru sukwan saat ini menjadi andalan pemerintah dalam melaksanakan kewajiban di bidang pendidikan.

Ketua Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kabupaten Tasikmalaya, H Akhmad Juhana mengatakan guru sukwan harus menjadi prioritas Nasional. Statusnya sudah darurat Nasional. Masalah sukwan sudah harus menjadi masalah nasional.

“Sudah darurat Nasional kondisinya sekarang ini. Di Kabupaten Tasikmalaya saja guru sukwan jumlahnya jauh lebih banyak dari pada guru PNS. Sekolah-sekolah banyak yang mengandalkan guru sukwan. Jadi persoalan sukwan saat ini sudah sangat serius,” jelas Akhmad Juhana Ahad (11/2/2017).

Di Kabupaten Tasikmalaya saat ini kata dia mengalami kekurangan guru dalam jumlah yang banyak lebih dari 5000. Dan kekurangan guru tersebut dipenuhi oleh tenaga sukwan. Dari sisi kesejahteraan tenaga sukwan jauh lebih rendah di banding PNS. Namun dari sisi tanggungjawab dalam bidang pendidikan malah sama bahkan lebih besar sukwan di banding PNS.

“Pengangkatan guru sukwan menjadi PNS atau sekarang ASN sebuah kewajiban yang sangat mendesak. Pemerintah harus serius memperhatikan nasib guru sukwan,” jelasnya.

Kondisi yang dialami Kabupaten Tasikmalaya jelas Akhmad tidak jauh beda dengan daerah-daerah lainnya di Indonesia. Sehingga masalah sukwan sudah harus menjadi masalah nasional yang harus segera diselesaikan.

Apalagi tiap tahun jumlah guru yang memasuki masa pensiun terus bertambah sedangkan penggantian posisi guru yang dilakukan oleh pemerintah sangat lambat.

Akhmad menyatakan persoalan yang harus segera diatasi oleh pemerintahan Jokowi saat ini salah satunya masalah sukwan. Karena pendidikan merupakan pondasi untuk membangun kehidupan bangsa Indonesia di masa depan.

“Jokowi presiden ku, sukwan masalahku. Tolong persoalan guru sukwan tidak bisa dipandang sebelah mata. Ini menyangkut pendidikan anak bangsa yang akan menjadi penerus di masa depan,” jelasnya.

Akhmad menjelaskan, soal pendidikan tidak bisa disamakan dengan sektor infrastruktur. Karena jika gagal dalam membangun dunia pendidikan yang rusak masa depan generasi bangsa. Butuh waktu lama untuk memperbaiki.

Beda dengan bangunan dan jembatan. Ketika rusak atau salah pembangunan bisa diperbaiki lagi dan itu bisa dilakukan dalam waktu yang sangat singkat.

“Makanya untuk dunia pendidikan itu harus diperhitungkan secara matang dan tidak bisa dijadikan ajang percobaan. Ini menyangkut masa depan bangsa,” ujarnya. (Abdul Latif)***