SINGAPARNA, (KAPOL).-
Ibu Kota Kab. Tasikmalaya kini tengah dirundung masalah penumpukkan sampah. Jika melintas di sekitar jalan raya Singaparna, mulai dari perempatan Cipasung sampai ke alun-alun Singaparna, maka pemandangan di kanan-kiri jalan akan terlihat banyak tumpukkan sampah.
Pengamat Sosial dan Pemerintahan Kab. Tasikmalaya, Asep M. Tamam menuturkan permasalahan sampah yang ada di Kec. Singaparna tidak boleh dianggap remeh.
“Masalah sampah adalah masalah serius. Negara harus hadir dalam urusan yang telah melibatkan masyarakat sebagai korbannya,” kata Asep, Jum’at (22/1/2016) siang.
Masalah sampah, ujar Asep, adalah masalah multidimensional. Masalah tersebut akan berhubungan dengan masalah sosial lainnya. Masalah kesehatan dan masalah politik tentang kepedulian pemerintah terhadap daerahnya.
“Juga erat kaitannya dengan masalah agama. Yakni tentang kepedulian pemerintah terhadap kebersihan,” kata dosen di IAIC Cipasung itu.
Jika selama ini Pemerintah Kab. Tasikmalaya kerap menggembar-gemborkan Kab. Tasikmalaya itu religius Islami, maka kepedulian pemerintah terhadap masalah sampah perlu dipertanyakan. Pasalnya, kata Asep, dalam kitab-kitab klasik atau modern, bab ‘thaharah’ atau bab yang menerangkan tentang kebersihan dan kesucian ini selalu didahulukan ketimbang shalat, zakat, puasa dan haji.
“Maka jika Tasik benar-benar Kota Santri, harus peduli dengan masalah sampah ini,” kata Asep.
Hanya saja, imbuh Asep, melihat realita yang ada, pemerintah begitu lamban dalam hal penanganan sampah di Singaparna.
“Maka dapat dikatakan pemerintah tidak cepat tanggap dalam permasalahan ini,” ujar Asep. (Imam Mudofar)
Komentar