Sudah Setahun Akses Jalan Karangjaya-Langkaplancar Lumpuh Total

KARANGJAYA, (KAPOL).- Longsor dan ambrolnya jalan di Tasikmalaya timur ternyata belum ditangani pihak Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya. Salah satunya Jalan Karangjaya Kabupaten Tasikmalaya yang menghubungkan Jalan Langkaplancar Kabupaten Pangandaran kondisinya lumpuh total.
Satu tahun pasca kejadian Februari 2016, satu Desa yakni Desa Citalahab terisolir. Dan sampai Februari 2017 ini memilih berdiam diri di kampung masing-masing karena jangankan bisa dilintasi mobil dan motor untuk orang jalan kaki saja tidak bisa.

Sejumlah pengendara yang hendak bepergian melewati Jalan Karangjaya pun banyak terjebak. Pasalnya dihadapkan dengan jalan buntu terputus ambrol, dan tidak bisa memutar lagi kecuali ditarik mundur dengan bantuan warga.

Seperti yang dialami rombongan GP Ansor Jabar yang akan menghadiri Pelatihan Kepemimpinan Dasar (PKD) Ansor Pangandaran di Langkaplancar harus bergelut dengan lumpur yang berhasil keluar dari jalan ambrol dengan bantuan warga.

Menurut Warga Kampung Awiluar, Desa Sirnajaya, Kecamatan Karangjaya, Ade Suparman (45), sudah satu tahun tak ada sentuhan apapun dari Pemerintah. Padahal akses satu-satunya ke Langkaplancar Pangandaran dari Tasikmalaya cuma lewat Jalan Karangjaya.

“Duka kumaha ieu teh. Tos sataun teu aya nu malire,” kata Ade, Sabtu (25/2/2017).

Bagi warga, normalnya jalan penghubung ke Langkaplancar atau sebaliknya sangat dibutuhkan. Sehingga untuk normalisasi jalan tersebut warga berswadaya iuran menyewa alat berat membuat jalan alternatif sepanjang 800 meter.

“Jalan alternatif nuju didamel. Tapi dana na teu cekap. Dugi ka ayeuna tos seep lima puluh jutaan. Hoyong dugi ka tuntas mah saratus jutaan deui we,” ujarnya.

Ade pun sangat berharap Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya segera memerhatikan ambrolnya Jalan Karangjaya ini karena aktifitas masyarakat menjadi lumpuh total.

Hingga tadi malam, warga yang ditanya mengaku belum pernah ada bantuan apapun dari Pemerintah maupun anggota DPRD. Bahkan mereka merasa tidak memiliki Pemerintahan lagi karena berjuang sendiri membangun jalan alternatif.

“Ah duka kamana Bupati teh. Anggota dewan oge. Asa teu gaduh pamarentahan we ieu mah,” celetuk salah seorang warga. (Jani Noor)***