Suhu Pilkada Mereda Ketika Pimpinan Parpol Ngobrol Budaya

TASIKMALAYA, (KAPOL).-
Diskusi terbuka ihwal budaya yang diselenggarakan Lembaga Seniman dan Budayawan Muslim Indonesia (Lesbumi) NU Kota Tasikmalaya di Halaman Kantor PCNU, Jalan Dr. Soekardjo 47, Sabtu malam (16/1/2016), diwarnai keakraban.

Para Ketua Partai Politik sekaligus kandidat yang awalnya tegang mencair menjadi canda tawa karena pembahasan bagaimana mewujudkan Kota Tasikmalaya sebagai Kota Berbudaya ini penuh “banyolan” politik.

Setiap pandangan mengenai kebudayaan selalu beralih pada isu paket pasangan bahkan tantangan. Sehingga suasana pun semakin meriah dengan selingan lagu grup musik “Aswaja Fil Harmony” Band.

Ketua parpol yakni Denny Romdoni dari PDIP, Miftah Fauzi dari PAN, Agus Setiawan PKS, Atang Setiawan Nasdem, PKB Abun Sulaeman dan Budi Budiman selalu menyempilkan setiap banyolan. Termasuk Ketua PCNU KH Didi Hudaya yang tak ketinggalan juga turut mengeluarkan banyolannya terkait kabar pencalonan dia.

“Saya bantah disini Pak Budi. Budaya itu bukan Budi dan Didi Hudaya ya, tapi ini Budaya diskusi Kebudayaan,” ucap Didi yang membuat semua peserta tertawa.

Adalah Ketua DPD PAN, Miftah Fauzi yang pertama kali menyentil Denny Romdoni agar mau berpasangan dengan dia. Sehingga semua undangan langsung tertawa karena ajakan Miftah tersebut berhasil memutus kebuntuan belum adanya deklarasi terkait siapa yang akan maju di Pilkada.

Banyolan Miftah juga tak sampai disitu, ketika Budi Budiman datang, Miftah langsung berseloroh bahwa Budi Budiman saingan dia di Pilkada.

“Selamat datang Pak Budi. Ini dia nih saingan saya nanti. Dan saya siap bertanding dengan Pak Budi,” katanya diikuti tepuk tangan hadirin.

Budi pun sambil terbahak mengangkat tangannya menepuk tangan Miftah yang sama-sama diangkat keatas. “Ces tah..hahahaha,” ujar Budi tertawa.

Tak puas mengerjai Budi, Miftah juga memohon do’a restu ke Ketua PCNU, KH Didi Hudaya untuk dipaketkan dengan Denny Romdoni melawan Budi.

Dilanjut dengan pernyataan Ketua PDIP, Denny Romdoni yang menyindir tentang pengaruh politik pada budaya. Politik pasti memengaruhi budaya karena kegiatan-kegiatan agama juga dipengaruhinya.

“Contoh Pak Miftah yang rajin muludan. Itu sebetulnya politik bukan sebatas muludan,” ucap Denny yang kembali membuat suasana penuh tawa.

Budi Budiman pun seolah tak mau kalah. Ia menyatakan kalah menang adalah hal biasa. Budi pernah kalah di 2007 tapi jadi motivasi sampai menang di 2012.

“Dan semuanya terserah masyarakat. Kalau masih dipercaya, kenapa tidak kita lanjutkan.. hahahaa,” kata Budi sambil terus tertawa.

Budi juga memandang berkumpulnya sebagian pimpinan partai ini sebagai awal baik untuk hasil yang lebih baik menuju yang terbaik. (Jani Noor)

Komentar