TASIKMALAYA, (KAPOL).- Pengaruh pemberian uang dalam hajat demokrasi ternyata sulit dihilangkan. Seperti untuk Pilkada Kota Tasikmalaya 2017, pemberian uang sangat berpengaruh pada pilihan.
Tak kurang dari 41,6 persen pemilih menganggap pemberian uang atau sering disebut politik uang akan berpengaruh pada pilihan. Meskipun separuhnya menganggap kurang berpengaruh.
Survei Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Maret 2016, tingkat politik uang dalam Pilkada Kota Tasikmalaya 2017 begitu besar. Saat bulan maret saja, 22,1 persen pemilih akan datang ke TPS kalau diberi uang.
Angka 22,1 persen itu diperoleh dari persentase pemilih yang akan memilih Calon Wali Kota jika diberi uang oleh calon, serta akan menerima semua pemberian dan menjatuhkan pilihan pada calon yang memberi uang paling banyak.
Kendati demikian, persentase pemilih yang akan menolak pemberian uang juga cukup besar. Tercatat 38,0 persen pemilih menjatuhkan pemilih berdasar nurani sehingga tidak akan menerima segala bentuk politik uang. Dan yang akan menerima uang tetapi tidak akan memilih calon yang memberi mencapai 32,1 persen. Adapun yang belum menjawab 7,8 persen.
Ketua KPU Kota Tasikmalaya, Cholis Muchlis mengakui kalau pemberian uang akan memengaruhi pilihan calon. Namun diluar kewenangan KPU karena menyangkut kesadaran pemilih.
Maka dari itu, ujar Cholis, soal politik uang dikembalika ke calon karena faktor terbesar adanya politik uang dilakukan calon.
“Termasuk media juga harus lebih memperbanyak isu program agar pemilih terpengaruhi oleh program bukan pemberian uang,” ucapnya, Selasa (19/7/2016). (Jani Noor)