BANJAR, (KAPOL).-Sejumlah jaringan irigasi di kota Banjar saat ini banyak yang sudah rusak dan perlu pemeliharaan. Sebagai sumber mata air untuk pertanian, irigasi memang perlu terus ditingkatkan baik kuantitas maupun kualitasnya.
Sekretaris Dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruang, Perumahan dan Kawasan Perumahan Kota Banjar, David Abdillah didampingi Kepala Bidang Pengelolaan Sumber Daya Air (PSDA) Harun Al-Rasyid mengatakan, perbaikan jaringan irigasi memang menjadi salahsatu prioritas.
Selain untuk memperlancar aliran air ke pesawahan masyarakat, fungsi irigasi juga untuk menormalisasi air agar tidak terjadi bencana banjir.
“Memang setiap tahun ada irigasi yang rusak, sehingga perlu pemeliharaan, perbaikan, ataupun pembangunan irigasi,” ujar Harun belum lama ini.
Menurut Harun, tahun 2017 ini ada sekitar 17 kegiatan perbaikan dan pembangunan irigasi di kota Banjar. Anggaran pembangunan bersumber dari DAK dan Banprop.
“Dari DAK senilai Rp 5 miliar untuk 5 kegiatan pembangunan dan perbaikan, kalau dari Banprop 17 miliar untuk 12 kegiatan,” ungkapnya.
Di kota Banjar sendiri kata Harun ada 6 daerah irigasi yang tersebar di beberapa sungai mulai dari anak sungai Citanduy, Citapen, Pasirleutik, DI Pagak dan lainya.
“Kita terus upayakan untuk peningkatan sumber daya air tak hanya masalah dari hulu irigasi saja, namun sampai ke saluran pembuangan,” jelasnya.
Lanjut Harun, saluran pembuangan atau drainase sangat sensitif sekali karena jika sudah rusak bisa menyebabkan bencana banjir dan sebagainya. Makanya sejumlah anggaran dari Banprop akan difokuskan untuk kegiatan penanganan banjir.
“Kita juga akan gunakan anggaran dari APBD Pemkot untuk pemeliharaan irigasi-irigasi yang mengalami kerusakan ringan,” tandasnya.(Jujang)***